"Sekarang kondisinya kusam, sudah tentu jadi sareukseuk (tak enak dipandang, Red) dan menurunkan keasrian pedestrian. Harapannya segera diganti dengan yang baru, biar indah lagi," harap Iwan.
Lagi pula, tambah Iwan, akan ikut membantu menghidupkan kembali usaha kerajinan payung geulis yang menurutnya sudah tak tahan lagi menghadapi perubahan zaman.
"Payung geulis ini sudah hampir punah akibat perubahan jaman. Siapa lagi kalau bukan kita serta pemerintah yang harus ikut mambantu mempertahankan eksistensinya," tandas Iwan.
Seperti diketahui, ratusan payung geulis dipasang berbarengan dengan mulai difungsikannya Jalan Cihideung menjadi kawasan pedestrian yang asri, medio akhir tahun 2022.
Di awal pengunaannya, ribuan warga tumplek menikmati keindahan kawasan pedestrian Cihideung dan juga Hazet setiap minggunya, terutama week end.
Pasalnya keindahan pedestrian Cihideung disebut-sebut mirip Malioboro, Yogyakarta. Ada deretan hiasan lampu dengan bentuk tiang yang antik.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait