Walau merasa heran dan khawatir, pihak keluarga akhirnya membawa pulang ibu dan bayi dan membayar biaya persalinan sebesar Rp1 juta.
"Saat bayi dibawa pulang kondisinya sebenarnya mengkhawatirkan. Terlebih ASI tidak masuk, dan baru masuk susu formula saat berada di rumah. Itu pun hanya beberapa tetes," kata Nadia.
Dia pun mengungkapkan, pelayanan bidan dan perawat selama tahapan proses persalinan tergolong buruk. Ia pun mengungkapkan sejumlah contohnya.
"Malam harinya sekitar pukul 22.00 WIB, kondisi bayi memburuk dan bahkan tidak ada respon. Kami segera membawanya ke klinik. Namun klinik ternyata tutup, padahal klaimnya klinik 24 jam," tutur Nadia.
Setelah digedor-gedor barulah ada petugas yang membukakan pintu dan langsung memeriksa kondisi bayi. Petugas itu menyatakan bahwa bayi sudah meninggal dunia. "Setelah itu tak ada penanganan lebih lanjut. Mereka seolah tak peduli," kata Nadia.
Mereka kemudian segera membawa bayi ke rumah sakit swasta terkenal. "Saat diperiksa ternyata memang sudah meninggal. Hanya saja petugasnya mengaku heran bayi dengan kondisi seperti itu sudah disuruh dibawa pulang. Harusnya masih dalam perawatan intensif klinik," ujar Nadia. Di rumah sakit itu berat bayi ternyata hanya 1,5 kg.
Karena kondisi pelayanam klinik seperti itu, pihak keluarga akhirnya memutuskan untuk mengadukannya ke Dinkes Kota Tasikmalaya.
"Ini memang sudah takdirnya. Tapi kami memutuskan mengadu agar kejadian seperti ini tak menimpa keluarga lainnya. Cukuplah keluarga kami saja yang jadi korban," ujar Nadia yang terlihat nelangsa.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait