TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Kekeringan yang terjadi saat ini mulai berdampak pada usaha penggilingan padi (heler) di Desa Sukaluyu, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya.
Usaha heler di Kampung Cibahong, Desa Sukaluyu, misalnya, dalam sebulan terakhir ini lebih banyak menganggur tak ada order menggiling padi.
"Dalam seminggu paling hanya dua sampai tiga karung kecil saja. Padahal biasanya, dalam sehari kami bisa menggiling puluhan karung gabah kering," kata Dadan, salah seorang pegawai heler di Kampung Cibahong.
Menurut Dadan, sudah sekitar satu bulan para petani mengalami gagal panen akibat kekeringan.
"Dalam sebulan ini harusnya banyak yang panen. Tapi karena terdampak kekeringan sehingga banyak sawah mengalami gagal panen. Usaha heler pun jadi sepi," ujar Dadan.
Stok beras yang berkurang, menyebabkan harga beras pun terus melambung. Seperti di Kampung Babakankupa, Desa Sukaluyu, harganya telah mencapai Rp 15.000 per kg.
"Harga beras terus naik. Kemarin sudah mencapai Rp 14.500 dan saat ini menjadi Rp 15.000 perkilo," kata Eha, seorang pemilik warung di Babakankupa. Meski harga naik pembeli masih tinggi karena butuh.
Kasi Pemerintahan Desa Sukaluyu, Roni Sunarya, membenarkan, dampak kekeringan menyebabkan gagal panen di beberapa lokasi.
"Sawah kering dan petani tidak bisa meneruskan penanaman. Sehingga mereka terpaksa gigit jari, tidak menghasilkan padi untuk digiling," kata Roni.
Dari hasil pendataan, terdapat 30 hektare sawah yang alami kekeringan. "Kami telah berupaya melakukan normalisasi saluran irigasi, namun kondisi saat ini debit air kian menyusut," ujar Roni.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait