Selain itu, korban pun pernah melempari mobil yang melintas dengan batu. "Pernah ngamuk dulu dua bulan ke belakang, gerobak-gerobak dagangan dirusak. Mobil dilempari batu. Roda tukang bubur digulingkan," ucapnya.
Kurnia menyebut, korban sempat diobati kejiwaannya di Kabupaten Sumedang. Saat itu, korban dibawa oleh kepala desa untuk diobati ke panti rehabilitasi. Setelah dirawat selama dua bulan, korban sempat sehat dan diperbolehkan pulang. Namun, saat ini penyakit korban kembali kambuh.
"Pernah diobati ke Sumedang. Dibawa sama kepala desa diobati. Pulang dari Sumedang dirawat kira - kira dua bulan. Sempat sehat, sekarang kambuh lagi," pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Desa Sukaraja, Kecamatan Rajapolah, Kabupaten Tasikmalaya, Asep Nandang, membenarkan bahwa korban mengalami riwayat Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sejak satu tahun lalu.
Ia pun sempat membawa korban ke yayasan rehabilitasi gangguan jiwa di Kabupaten Sumedang. "Iya dia (korban) alami riwayat penyakit ODGJ sejak satu tahun yang lalau. Pernah dibawa ke Yayasan di Sumedang," kata Asep Nandang.
Asep menyebut, korban sempat sehat dan menetap di rumahnya. Bahkan, korban pun bergaul dan beraktivitas layaknya warga biasa. Namun, kadang - kadang penyakit korban kambuh sehingga kerap mengamuk.
"Sehari - hari nenetap di rumahnya, dia (korban) sempat sehat. Aktivitas gaul biasa. Kadang - kadang kambuh," ucap Asep.
Pascaditemukan tewas, jasad korban langsung dilakukan pemulasaraan dan akan langsung dimakamkan. Pasalnya, atas permintaan dari pihak keluarga, jasad korban tak dilakukan autopsi.
"Tidak dibawa ke rumah sakit, langsung dimandikan dipulasara. Permintaan dari keluarga tidak autopsi," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait