"Keragaman makanan itu meliputi makanan berpatih, kemudian sayur yang berwarna hijau, sayur-sayuran dan buah-buahan yang mengandung vitamin A, kemudian jeroan, yang mungkin menurut ibu-bu masih banyak yang takut untuk memberikan kepada balitanya karena takut obesitas atau hipertensi," kata dia.
Lina menjelaskan, bahwa keragaman makanan adalah jumlah kelompok makanan yang dikonsumsi selama periode 24 jam. Keragaman makanan juga berguna untuk menilai kualitas makanan, kecukupan gizi dan status gizi anak.
Masa 1000 hari pertama kehidupan dimulai sejak masa kehamilan (270 hari) sampai dengan anak berusia 2 tahun. Selama periode awal inilah kejadian stunting paling sering terjadi karena pada masa tersebut anak memiliki kebutuhan asupan zat gizi yang tinggi yang diperlukan untuk neurogenesis, migrasi neuron, pertumbuhan aksonal dan dendritik, sinaptogenesis, mielinisasi, dan sinaptik.
"Harapan kami dengan memberikan edukasi keberagamanan makanan ini, ibu-ibu bisa memberikan makanan dalam jumlah yang yang beragam, dan memberikan makanan yang bergizi," paparnya.
"Karena tidak ada satu pun makanan yang mempunyai zat gizi yang lengkap. Jadi sangat diperlukan kemampuan ibu di dalam mengetahui kemudian bisa membuat makanan yang lebih beragam untuk anak-anaknya," jelas dia.
Sesuai kegiatan, Tim PPKM juga memberikan bantuan berupa Baby Scale dan Infant Ruler melalui Kepala Puskemas Parakannyasag untuk selanjutnya diberikan kepada posyandu yang belum memiliki alat tersebut.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait