Ia menuturkan, memang ada jalur resmi untuk ke puncak kawah purba Gunung Galunggung. Namun, jalur tersebut tidak dibuka untuk umum karena untuk menjaga kelestarian alam.
“Ada memang jalur resmi. Kalau mau ke puncak lewat dinding ari memang harus ada pendamping yang tahu jalur atau guide. Tapi gak dibuka untuk umum juga untuk menjaga kelestarian alam,” ucapnya.
Obing menambahkan, saat ini sedang tren mendaki gunung itu tektokan atau pulang pergi, tidak ngecam. Sehingga perbekalan yang dibawa hanya cukup untuk sehari itu saja.
“Sekarang itu lagi musim mendaki tektokan, jadi tidak menginap. Sepertinya yang kemarin itu memang awalnya tektokan tapi kemalaman dan perbekalannya cuma untuk sehari. Dan saat turun tidak tahu jalur,” ucapnya.
Dengan peristiwa tersesatnya lima pendaki di puncak Gunung Galunggun, Obing berharap, kejadian ini jadi pembelajaran untuk semua para pecinta alam saat melakukan pendakian ke gunung.
“Alhamdulillah ya semuanya selamat. Ini harus jadi perhatian untuk semuanya. Kalau mau naik ya setidaknya ada yang tahu jalur lah atau guide,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, lima pendaki tersesat saat mendaki puncak Gunung Galunggung, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (5/2/2023) malam.
Kelima pendaki tersebut terdiri dari 3 laki-laki dan 2 perempuan. Mereka mulai mendaki dari Curug Cimedang, Sabtu (4/2/2023) dan tiba di puncak dinding ari Gunung Galunggung sekira pukul 18.30 WIB.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait