Kakarsana menuturkan, bahwa topeng Gajah Mada sangat disakralkan di Puri Ageng Blahbatuh. “Sesajen tetap kami persembahkan sebagai ungkapan terima kasih," ucapnya.
Kakarsana menjelaskan, bagi masyarakat yang memohon berkah tidak boleh sembarangan. “Sebelum memohon, mereka mesti membawa bebantenan pejati atau sarana upacara bagi umat Hindu," jelasnya.
Sesudah diupacarai oleh pemangku atau pemimpin upacara umat Hindu, lanjut Kakarsana, para pemedek atau pemohon keberkahan menghaturkan persembahyangan.
“Banyak yang saya tahu masalah itu bisa diselesaikan," katanya.
Di Pendopo Agung inilah Mahapatih Gajah Mada diyakni mengucapkan Sumpah Palapanya yang disaksikan oleh Raja Majapahit kala itu, Tribuana Tungga Dewi dan para pembesar serta pejabat kerajaan di petilasan yang jadi Pendopo Agung Trowulan.
Pendopo Agung Trowulan ini dibangun oleh Kodam V/Brawijaya melalui Yayasan Bina Mojopahit pada 1964 hingga 1973. Bangunan ini berbentuk joglo dengan tiang utama atau suku gurunya beralasakan batu umpak yang merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Dibangun juga relief yang mengisahan sejarah Kerajaan Majapahit di bagian belakang pendopo.
Salah satu relief yang dibangun mengisahkan tentang penobatan Raden Wijaya menjadi Raja Majapahit pada tanggal 15, bulan Kartika, tahun 1215 saka atau sekitar 10 November 129.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait