Semua anggota pun diberi nama samaran. Sebagai Kasi Intel Satgas, Sutiyoso memilih nama Manix. Nama tersebut terinspirasi dari film mata-mata. Hingga akhirnya Sutiyoso dikenal dengan panggilan Kapten Manix.
Di sisi lain, anggota partai UDT yang dipimpin Ketua Umum Francisco Xavier Lopez da Cruz telah melakukan gerakan revolusioner anti komunis terhadap Fretilin pada 11 Agustus.
Namun gerakan tersebut mampu dilumpuhkan Fretilin. Bahkan, tidak sedikit anggota UDT yang ditangkap dan dibunuh oleh Fretilin.
Tepat pada 27 Agustus 1975 Tim Umi yang dipimpin Mayor Infanteri Sofian Effendi dengan Wakil Komandan Kapten Infanteri Sutiyoso kemudian diterbangkan ke Kupang untuk selanjutnya ke Atambua, kota terdekat Indonesia ke Timor Portugis.
Setibanya di Atambua, upaya penyusupan yang rencananya dilakukan melalui Kefamenanu untuk menguasai Ambeno dibatalkan. Tim ini diperintahkan melanjutkan perjalanan ke Motaain sebuah desa pantai di wilayah RI yang hanya berjarak 3 Km sebelah barat Kota Batugede, wilayah Timor Portugis.
Prajurit Komando Pasukan Khusus (Kopassus) tak hanya hebat dalam pertempuran, tapi juga dalam hal penyamaran. (Foto: Penkopassus).
Namun karena situasi yang tidak memungkinkan akhirnya Tim Umi diperintahkan untuk menyusup jauh ke daerah pedalaman pegunungan di selatan Viquque.
”Saya dan pasukan mungkin tidak dapat kembali setelah melakukan penyerangan Viquque yang terletak jauh dari basis. Tapi sebagai seorang prajurit, kita selalu siap melaksanakan tugas itu sebaik-baiknya apapun risikonya,” kenang Sutiyoso.
Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta
Artikel Terkait