Ia menjelaskan, terkait penyebab jebolnya tanggul inlet terowongan yang jadi penyebab awal air masuk ke area bendungan, hal itu semata-mata diakibatkan debit air yang terlalu besar di luar prediksi. Saluran inlet terowongan tak mampu menampung debit air sehingga ada arus balik yang menghancurkan tanggul.
“Debit banjir 854.6 m3/detik melebihi kapasitas debit terowongan 547.18 m3/retik. Ini yang menyebabkan elevasi pada inlet terowongan naik 7.42 m atau berada pada elevasi +101.3 m. Sehingga terjadi back water yg yang melimpas pada tanggul inlet tunnel sebelah kanan elevasi +100.6 m. Akhirnya tanggul jebol," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait