6. Gedung Balaikota Lama
Bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri berikutnya yaitu Gedung Balaikota Lama. Bangunan ini terletak di Jalan Balai Kota Nomor 1, Kota Medan dan masih bisa berdiri kokoh meskipun telah berusia lebih dari satu abad.
Sama halnya dengan Gereja Katedral Jakarta, arsitek gedung ini adalah Hulswit dan dibangun pada tahun 1906. Seperti halnya bangunan Belanda lainnya, gedung balai kota ini juga mengadopsi gaya arsitektur Eropa.
Pada kurun waktu tahun 1945 hingga 1990, gedung ini berfungsi sebagai Balai Kota Medan. Namun kini, Gedung Balaikota Lama sudah menjadi bagian dari hotel dan difungsikan sebagai restoran.
7. Lawang Sewu
Bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri berikutnya yaitu Lawang Sewu. Lawang Sewu dibangun pada tahun 1904 dan selesai pada tahun 1907. Lawang Sewu dibangun sebagai kantor Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij atau NIS. Lawang Sewu berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini memperlihatkan kemegahan dan kegagahannya sebagai salah satu bangunan peninggalan Belanda.
Bangunan ini disebut Lawang Sewu karena bangunan ini memiliki banyak pintu, meskipun pada kenyataannya pintu bangunan ini tidak mencapai seribu. Setelah kemerdekaan. bangunan kuno ini dipakai untuk Kantor Badan Prasarana Komando Daerah Militer dan Kantor Wilayah Kementrian Perhubungan Jawa Tengah.
Lawang Sewu terkenal dengan suasana yang angker, bahkan menjadi destinasi wisata mistis. Namun sejak pemerintah Semarang melakukan pemugaran besar-besaran, gedung ini menjadi destinasi wisata wajib di Semarang yang menakjubkan.
8. Gedung Sate
Bangunan bersejarah yang masih kokoh berdiri berikutnya yaitu Gedung Sate. Bangunan ini merupakan aset sejarah yang dikenal tidak hanya dalam skala nasional, tetapi juga internasional. Gedung Sate masih kokoh berdiri meskipun usianya telah lebih dari satu abad dan menjadi saksi perjalanan pemerintahan Jawa Barat.
Semula, gedung indah ini disebut Gedung Hebe, yang diserap dari singkatan GB atau Gouvernements Bedrijven. Peletakan batu pertama dilakukan oleh Johanna Catherina Coops, puteri sulung Wali kota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia, J.P. Graaf van Limburg Stirum pada tanggal 27 Juli 1920. Sampai saat ini Gedung Sate lebih dikenal dengan sebutan Gedung Baru.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait