TASIKMALAYA, iNews.id - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tasikmalaya mencatat sebanyak 14 kejadian bencana alam yang terjadi pasca terjadinya perubahan cuaca ekstrim dipenghujung tahun 2021.
Kejadian bencana alam yang terjadi berupa pergerakan tanah, longsor, banjir, angin kencang, hingga kekeringan yang terjadi di beberapa wilayah yang dtetapkan menjadi kawasan rawan bencana.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Tasikmalaya Iwan Ridwan mengatakan, saat ini masyarakat harus ekstra waspada dengan perubahan iklim yang terjadi di penghujung tahun. Potensi bencana alam mungkin terjadi kapan saja dan di mana saja, terutama di daerah yang masuk dalam katagori rawan bencana.
"Kami telah memberikan himbauan kepada seluruh masyarakat melalui aparatur pemerintahan mulai tingkat kecamatan, desa, hingga RT dan RW. Masyarat saat ini agar senantiasa waspada dengan kondisi cuaca ekstrim yang terjadi bahkan sejumlah relawan yang terkoordinir oleh BPBD hingga tingkat daerah kini lebih ditingkatkan kewaspadaannya," ujar Iwan, Kamis (4/11/2021).
"Akibat kejadian bencana itu, ada beberapa warga yang terpaksa mengungsi karena rumahnya terancam terbawa longsor atau ambruk akibat gerakan tanah. Namun memang mereka mengungsi ke rumah sanak saudaranya yang terdekat, tidak sampai harus mendirikan tenda darurat," sambungnya.
Ia menuturkan, untuk bantuan kedaruratan pihaknya juga telah menyiapkan sehingga pada saat terjadi bencana semuanya bisa disalurkan kepada para korban.
"Kami terus melakukan update dari BMKG terkait perubahan cuaca yang dikhawatirkan membahayakan masyarakat karena berdampak bencana," kata dia.
Iwan menjelaskan, terkait kerugian dampak bencana yang terjadi sejak Januari hingga awal November 2021 ini totalnya mencapai Rp 14 miliar.
"Karena memang hampir setiap Minggu atau setiap bulannya selalu ada kejadian bencana, kejadiannya variatif memang tergantung wilayah. Memang seluruh kerawanan bencana di Kabupaten Tasikmalaya itu ada, mulai ancaman longsor, banjir, gerakan tanah, angin kencang, kekeringan, hingga gunung api, maka kesiapsiagaan dari kita semua termasuk masyarakat harus ditingkatkan," jelasnya.
Sementara itu, di Kampung Sirnasari, Kedusunan Bakomgirang, Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, salah seorang warga, Dudung (48) terpaksa harus meninggalkan rumahnya bersama dengan 5 orang anggota keluarganya. Hal itu dikarenakan, longsor dan pecahan batu besar jatuh menutupi Sungai Citerus yang melintas tak jauh dari rumahnya. Dudung khawatir air sungai meluap dan mengakibatkan rumahnya terbawa arus sungai yang cukup besar saat turun hujan.
"Pa Dudung Alhamdulillah mau pindah sementara waktu ke rumah saudaranya yang tidak jauh, karena memang khawatir rumahnya malah terbawa banjir dari sungai yang meluap akibat tertutup longsoran dan pecahan batu," ujar LPM Desa Cikubang, Unang.
"Karena memang khawatir, setiap hari disini hujan terus terjadi dan cukup besar dengan durasi yang cukup lama. Kami sendiri masih mencari solusi bagaimana caranya membersihkan longsoran, agar kemudian aliran air sungai kembali lancar," sambungnya.
Unang menambahkan, bahwa kejadian tersebut telah dilaporkan kepada pihak kecamatan agar diteruskan ke BPBD untuk mendapatkan solusi.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait