TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Bencana pergerakan tanah Kabupaten Tasikmalaya kembali mengancam pemukiman warga. Dua wilayah terdampak parah akibat kejadian ini adalah Kecamatan Culamega dan Kecamatan Sukaraja, dengan total 19 rumah mengalami kerusakan.
Peristiwa pergerakan tanah Kabupaten Tasikmalaya ini dipicu oleh hujan deras yang mengguyur selama dua hari berturut-turut. Tanah yang labil di kawasan perbukitan membuat bencana ini tak terelakkan, meluluhlantakkan rumah-rumah warga yang berada di lereng dan area rawan longsor.
Di Desa Cikuya, Kecamatan Culamega, pergerakan tanah terjadi pada Kamis (22/5/2025) sekitar pukul 17.00 WIB. Menurut laporan dari lapangan, sebanyak 14 rumah terdampak; delapan di antaranya rusak ringan dan enam lainnya mengalami kerusakan berat. Musibah ini menambah daftar panjang kasus pergerakan tanah Kabupaten Tasikmalaya yang meresahkan warga setempat.
"Syukur, tidak ada korban jiwa. Tapi warga yang terdampak terpaksa mengungsi ke rumah keluarga terdekat," ujar Ketua PK Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adisetya, Jumat (23/5/2025).
Sementara itu, di wilayah Kampung Babakan Mekar, Desa Sirnajaya, Kecamatan Sukaraja, kejadian serupa terjadi pada Jumat dini hari (23/5/2025) sekitar pukul 03.00 WIB. Sebanyak lima rumah dilaporkan rusak berat dan 16 jiwa harus meninggalkan kediaman mereka demi keselamatan.
Jembar menegaskan pentingnya kewaspadaan di musim hujan, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan pergerakan tanah. Ia mengimbau agar masyarakat segera melapor jika menemukan retakan tanah atau tanda-tanda potensi longsor.
"Kami terus pantau perkembangan cuaca dan kondisi tanah. Koordinasi dengan BPBD dan aparatur desa terus dilakukan untuk mengantisipasi kemungkinan bencana susulan," katanya.
Tim gabungan dari BPBD, Tagana, Satpol PP, TNI-Polri, serta aparat desa telah diterjunkan untuk melakukan penilaian kerusakan dan membantu proses evakuasi barang-barang milik warga. Pemerintah daerah pun tengah menyiapkan skema relokasi bagi warga yang rumahnya rusak berat, serta mempercepat penyaluran bantuan logistik dan dukungan psikososial.
Peristiwa ini menjadi peringatan keras bahwa pergerakan tanah Kabupaten Tasikmalaya bukanlah hal yang bisa dianggap sepele. Upaya pencegahan dan kesigapan warga menjadi kunci dalam menghadapi ancaman bencana serupa di masa mendatang.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait
