CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id - Lestarikan seni tradisi warisan leluhur, Padepokan Jati Diri Nurcahya Putra Galunggung, Cikoneng, Kabupaten Ciamis, gelar pertunjukan seni Pencak Silat, Lais dan Debus, Minggu (8/5/2022).
Kegiatan tersebut merupakan bagian dari acara halal bihalal warga di momen Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah.
Sebagaimana diketahui, halal bi halal adalah tradisi rutin bagi setiap umat muslim di seluruh penjuru Indonesia disaat Lebaran Idul Fitri.
Kegiatan halal bihalal yang dilaksanakan di lapangan terbuka tersebut mendapat antusias dari berbagai elemen masyarakat Ciamis, khususnya warga Kecamatan Cikoneng, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat.
Salah seorang pengurus Padepokan Jati Diri Nurcahya Putra Galunggung, Karim, mengatakan, kegiatan halal bihalal ini sebagai upaya untuk saling memaafkan dan mempererat tali silaturahmi.
"Kami sengaja menggelar pertunjukan kesenian tradisi leluhur untuk mengenal kepada generasi muda," ujar Karim.
Lestarikan Seni Tradisi, Padepokan Jati Diri Nurcahya Putra Galunggung Gelar Pertunjukan Silat, Lais dan Debus. (Foto: iNewsTasikmalaya.id).
Menurutnya, dengan adanya kegiatan ini diharapkan para generasi muda bisa lebih mengenal budayanya jangan sampai terkikis oleh kemajuan teknologi modern sehingga lupa akan jati dirinya.
"Saat ini banyak generasi muda yang meninggalkan seni budaya tradisi karena terkikis oleh gadget dan perkembangan teknologi lainnya. Mudah-mudahan ini bisa menggairahkan kembali minat generasi bangsa untuk mencintai seni tradisinya," kata dia.
Salah seorang tamu undangan yang hadir dalam kegiatan halal bihalal tersebut yakni Ketua DPC Forum Pemburu Alam Ghaib Indonesia (FPAGI) Kota Tasikmalaya yang juga pakar supranatural, Mbah Gareng.
Dia mengaku sangat mengapresiasi kegiatan yang diisi dengan pagelaran seni tradisi leluhur untuk melestarikan dan merawat warisan budaya bangsa.
"Seni dan budaya seperti ini patut kita lestarikan tidak hanya di wilayah Jawa Barat saja, tapi diberbagai daerah yang pastinya memliki nilai seni budayanya masing masing," ujar Mbah Gareng.
"Saya melihat hal seperti ini perlu dilestarikan, karena biar bagaimanapun ini adalah budaya warisan leluhur, jangan sampai budaya kita hilang atau bahkan diambil alih oleh pihak lain," sambung dia.
Menurut Mbah Gareng, perkembangan teknologi memang harus dipelajari agar tidak ketinggalan zaman. Namun, para generasi muda khususnya jangan sampai melupakan nilai-nilai seni tradisi daerahnya masing-masing.
"Belajar untuk menambah pengetahuan serta melek teknologi itu memang penting dan dianggap perlu, tapi ya jangan dengan kita tahu teknologi kita jadi lupa akan nilai seni tradisi yang merupakan bagian dari sejarah Indonesia," ucapnya.
"Mudah-mudahan saja hal seperti ini bisa terus lestari hingga dunia mengenal dan mengakui serta menjadi nilai kearifan lokal bagi Indonesia yang membanggakan di kancah internasional," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono