Menurutnya, kalau kondisi ini tidak segera dibenahi oleh pihak internal rumah sakit maka pelayanan kesehatan kepada masyarakat akan terganggu.
“Kasian pasien di sana. Itu tanggung jawab rumah sakit. Saya minta segera menyelesaikan masalah internalnya,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Direktur (Wadir) Pelayanan RSUD dr Soekardjo Kota Tasikmalaya, dr Titie Purwaningsarii mengatakan, banjir ini sudah mulai terjadi sejak 3 tahun yang lalu. Namun, untuk persisnya ia mengaku kurang begitu mengatahui.
“Sebetulnya banjirnya itu kalau hujan besar, air datangnya mendadak besar tapi surutnya juga cepat. Memang secara layanan pasti terganggu dan ada beberapa alat penting mungkin terkena dampaknya,” ujar Titie.
Ia menduga, penyebab banjir lantaran ada tambahan pembangunan gedung baru yang mungkin gorong-gorong atau resapan airnya kurang besar atau pas atau juga kurang luas.
“Salah satu pekerjaan rumah yang besar dari RSUD dr soekardjo itu (banjir),” kata dia.
Menurut Titie, sejauh ini upaya untuk evakuasi pasien di ruang yang terdampak banjir belum perlu dilakukan karena air banjir sudah surut.
“Untuk mengatasinya kita sudah menurunkan tim teknis untuk mengecek seluruh gorong-gorong sudah dibersihkan. Petugas kebersihan pun sudah diturunkan untuk membersihkan ruangan yang terkena banjir,” ucapnya.
“Insyaallah tidak perlu dievakuasi kecuali memang hujannya berhar-hari. Tetapi itu juga belum memungkinkan untuk dievakuasi karena kriteria ada tersendiri,” sambung dia.
Ia menjelaskan, sejauh ini dampak kerugian dari banjir masih dicek oleh tim. Namun, biasanya dampak dari banjir ini biasanya terjadinya korsleting listrik dan sebagian besar alat-alat medis menggunakan listrik.
Editor : Asep Juhariyono