get app
inews
Aa Text
Read Next : Bendera Merah Putih Raksasa Berkibar di Puing Jembatan Karangresik Tasikmalaya

Busa Misterius Masuk Permukiman di Tasikmalaya, Warga Cemas Terpapar Limbah Kimia

Sabtu, 14 Juni 2025 | 17:04 WIB
header img
Busa Misterius Masuk Permukiman di Tasikmalaya, Warga Cemas Terpapar Limbah Kimia. Foto: Istimewa

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Warga Kampung Cingere Lamping, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya dikejutkan oleh kemunculan buih busa berlimpah yang tiba-tiba memenuhi gang-gang kecil hingga teras rumah mereka. Fenomena tak biasa ini terjadi pada Sabtu (14/6/2025) siang, tak lama setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras.

Apa yang awalnya tampak seperti hujan salju tropis ternyata justru menyimpan potensi ancaman serius. Busa putih tebal yang beterbangan dan menyelimuti permukiman itu diduga kuat berasal dari cairan kimia bahan baku sabun, menyusul insiden kecelakaan truk kontainer sehari sebelumnya di kawasan Jalur Gentong.

Dalam sejumlah rekaman video yang beredar luas di media sosial, tampak buih tebal mengalir deras dari arah perbukitan, menyusup masuk ke sela-sela gang, halaman, hingga ke depan pintu rumah warga.

Salah seorang pria yang terekam dalam video bahkan sempat menyamakan pemandangan itu dengan salju. “Ini kayak salju, busanya sampai ke teras rumah. Katanya dari truk kontainer yang kemarin jatuh,” ujar suara dalam video tersebut.

Fenomena busa ini diduga kuat berhubungan dengan kecelakaan yang terjadi pada Jumat (13/6/2025). Sebuah truk kontainer pengangkut cairan kimia mengalami rem blong saat melaju dari arah Bandung. Truk tersebut akhirnya terguling di Jalur Gentong dan sebagian muatannya dilaporkan tumpah ke jurang tepat di atas permukiman warga.

Warga menduga cairan kimia yang tumpah itu kemudian terbawa aliran air saat hujan turun dan bereaksi membentuk busa berlimpah, yang akhirnya menyusup masuk ke pemukiman.

Seorang warga setempat, Aip, mengaku panik sekaligus bingung saat melihat area lingkungannya dipenuhi busa putih. Meski tampak tidak berbau menyengat atau panas, warga tetap khawatir akan dampak jangka panjang dari paparan bahan kimia tersebut.

“Ini bikin resah. Apalagi kami belum tahu pasti apakah busanya aman atau berbahaya bagi kesehatan. Kalau dari bahan kimia, seharusnya ada penanganan cepat,” kata Aip.

Ia berharap baik perusahaan pemilik truk maupun instansi terkait seperti Dinas Lingkungan Hidup segera turun tangan. “Kami butuh penjelasan soal kandungan busa ini dan apakah ada risiko untuk lingkungan atau kesehatan anak-anak,” imbuhnya.

Kondisi saat ini memang terkesan tenang. Busa telah mulai menghilang terbawa hujan dan air tanah. Namun kekhawatiran warga justru semakin meningkat apakah sisa bahan kimia telah meresap ke dalam tanah, atau bahkan mencemari air sumur?

Fenomena seperti ini tidak hanya membutuhkan penanganan darurat, tetapi juga evaluasi menyeluruh mengenai prosedur pengangkutan bahan kimia berbahaya di jalur padat penduduk seperti Jalur Gentong.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari perusahaan pengangkut maupun otoritas lingkungan hidup Kabupaten Tasikmalaya. Warga berharap ada uji laboratorium terhadap air dan tanah di sekitar lokasi terdampak, serta pembersihan menyeluruh dari sisa-sisa busa dan bahan kimia yang mungkin masih tersisa.

Sebagai tambahan informasi, kecelakaan tunggal yang terjadi pada Jumat (13/6/2025) itu melibatkan sebuah truk kontainer bermuatan cairan bahan baku sabun. Truk mengalami rem blong dan terguling, mengakibatkan sebagian muatannya tumpah ke jurang yang hanya berjarak beberapa meter dari rumah-rumah warga.

Meski tidak ada korban jiwa, kejadian ini membuka mata banyak pihak tentang potensi bahaya transportasi bahan kimia di jalur ekstrem. Kini, setelah busa menyusup ke permukiman, ancaman itu terasa lebih nyata dari sebelumnya.

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut