Ratusan Ulat Bulu Serbu Kafe di Cipedes, Petugas Damkar Tasikmalaya Turun Tangan

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Suasana tenang di sebuah kafe di Jalan Cisalak, Kelurahan Sukamanah, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, mendadak berubah mencekam. Ratusan ulat bulu berwarna kuning tiba-tiba menyerbu area kafe, memanjat pohon, dinding, bahkan merayap ke meja pelanggan. Gangguan tak biasa ini membuat pengelola dan pengunjung ketakutan.
Kejadian ini berlangsung pada Jumat (13/6/2025). Ulat-ulat bulu yang jumlahnya mencapai ratusan ini diduga berasal dari pepohonan liar di sekitar area kafe. Karena mulai mengganggu aktivitas usaha dan kenyamanan pengunjung, pengelola pun segera menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Tasikmalaya untuk meminta bantuan penanganan.
Mendapat laporan tersebut, tim Damkar langsung bergerak menuju lokasi. Evakuasi tak berlangsung mudah karena ulat-ulat tersebut telah menyebar ke berbagai titik, termasuk pohon, pagar, hingga area tempat duduk pelanggan.
Plt Kepala Bidang Damkar Kota Tasikmalaya, Erik Yowanda, menjelaskan bahwa proses pengendalian ulat bulu dilakukan menggunakan alat semprot hama dan cairan pestisida.
“Evakuasi berlangsung sekitar 2,5 jam atau 150 menit. Karena jumlahnya sangat banyak, kita harus ekstra hati-hati agar tidak menyentuh ulat secara langsung,” kata Erik saat dikonfirmasi.
Menariknya, Erik menyebut bahwa alat semprot yang digunakan dipinjam dari BPBD karena Damkar tidak memiliki alat khusus untuk penanganan hama seperti ini.
Serbuan ulat bulu ini bukan hanya membuat suasana tak nyaman, tapi juga berpotensi memicu iritasi kulit dan masalah kesehatan lainnya. Menurut Erik, permintaan penanganan muncul karena bulu halus ulat bisa menyebabkan gatal, alergi, hingga infeksi kulit.
“Alhamdulillah, semua ulat berhasil dikendalikan tanpa ada anggota yang terkena iritasi. Ini penting karena kita juga menjaga keselamatan petugas,” jelas Erik.
Dalam kesempatan itu, Erik juga menyampaikan imbauan kepada masyarakat, khususnya pemilik usaha atau rumah tinggal yang memiliki pohon atau tanaman rindang di sekitarnya.
“Langkah pencegahan penting dilakukan, seperti memangkas tanaman liar, menjaga kebersihan lingkungan, dan membuat penghalang atau pengaman alami agar ulat tidak menyebar ke pemukiman,” terangnya.
Menariknya, Erik menyebut bahwa ini merupakan kasus pertama yang ditangani Damkar terkait serangan ulat bulu di Kota Tasikmalaya.
“Biasanya kami lebih sering mengevakuasi sarang tawon atau binatang melata. Tapi kali ini sedikit bikin merinding karena jumlah ulatnya luar biasa banyak. Tapi tetap kita kerjakan dengan penuh semangat dan profesional,” tandas Erik.
Fenomena serbuan ulat bulu ini jadi peringatan bagi pemilik usaha maupun warga untuk lebih waspada terhadap gangguan hewan kecil yang bisa berdampak besar pada kenyamanan dan kesehatan lingkungan. Jika mengalami kejadian serupa, segera hubungi instansi terkait agar penanganan dapat dilakukan secara cepat dan aman.
Editor : Asep Juhariyono