Korban Pergerakan Tanah di Cikondang Tasikmalaya Salat Tarawih Pertama Ramadan di Gor Desa

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Suasana penuh haru menyelimuti salat tarawih pertama bulan suci Ramadan korban bencana pergerakan tanah di Desa Cikondang, Kecamatan Cineam, Kabupaten Tasikmalaya, pada Jumat (28/2/2025) malam.
Warga yang rumahnya hancur harus mengungsi dan salat tarawih di Gor Desa, yang merupakan tempat pengusian bagi mereka. Meski di tengah keterbatasan, warga nampak khusyuk saat melaksanalan salat tawarih.
Ketua MUI Desa Cikondang, Ustad Rukmana mengatakan, bahwa pihaknya bersama ratusan warga lainnya terpaksa melaksanakan salat tarawih perdana pada bulan Ramadan 2025 ini di Gor Desa yang menjadi tempat pengungsian warga yang terdampak bencana alam pergerakan tanah.
"Untuk kegiatan di tempat pengungsian ini difasilitasi di GOR Desa Cikondang, ibadah salat berjamaah rutin, ibadah salat tarawih, ada kuliah subuh untuk semua jamaah dimulai nanti bada subuh," kata Rukmana.
Rukmana mengaku, sangat terpukul dengan kondisi yang saat ini terjadi di desanya. Suka duka pun ia dan warga lainnya rasakan ketika harus melaksanakan salat tarawih di gor, yang biasanya dilaksanakan di Masjid.
"Tetapi alhamdulilah tetap khidmat, karena kondisi tidak memungkin karena bencana alam jadi di sini (di gor). Alhamdulillah warga menyadari musibah ini," ucapnya.
Ia berharap, warga bisa tetap sabar dan tawakal kepada Allah SWT atas musibah yang diterimanya, dan bisa menjalankan ibadah puasa dengan baik.
"Mudah-mudahan secepatnya mendapatkan pertolongan dari Allah, dan semoga bencana ini cepat selesai. Insyaallah buka dan sahur di sini, kondisi rumah sudah hancur," tandasnya.
Sebagaimana diketahui, sejak akhir Januari 2025, bencana pergerakan tanah di Desa Cikondang terus meluas. Tanah yang awalnga hanya bergeser 1 hingga 2 senti mter per hari, kini bisa mencapai 10 hingga 20 senti meter per jam. Akibatnya, banyak rumah yang mengalami retak parah hingga akhirnya roboh.
Berdasarkan data terbaru, sebanyak 103 kepala keluarga (KK) atau 271 jiwa terdampak, dengan 88 kk 233 jiwa telah dievakuasi. Selain rumah warga, masjid dan madrasah di Desa tersebut juga mengalami kerusakan berat.
Editor : Asep Juhariyono