TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Produk tas bordir asal Tasikmalaya, Tara Indonesia, semakin mendunia. Tas dengan desain elegan yang dipadukan dengan sentuhan bordir khas daerah ini telah menembus pasar Amerika, Eropa, hingga Afrika.
Dikenal karena kualitasnya yang tinggi dan proses pembuatan yang manual, Tara Indonesia berhasil menarik perhatian para sosialita muda dan pecinta fashion di seluruh dunia.
Didirikan oleh Nia Husniati (35), pengusaha muda asal Tasikmalaya, Tara Indonesia merupakan usaha rumahan yang dimulai dengan modal dan semangat.
Berawal dari bisnis kecil bersama suaminya, Nia kini memasarkan produknya ke mancanegara, menjadikan tas bordir ini sebagai salah satu tren fashion yang populer di kalangan milenial.
"Setiap tas yang kami buat adalah hasil kerja keras tanpa bantuan mesin besar. Meski begitu, kualitas dan desain kami diakui internasional," ujar Nia saat berbincang di pameran Tasik Muslim Fair 2024, Senin (30/9/2024).
Keikutsertaan Tara Indonesia dalam Tasik Muslim Fair, yang diadakan oleh Komunitas Pengusaha Muslim Indonesia (KPMI) Priangan Timur di Graha Plaza Asia, Tasikmalaya, menjadi salah satu momen penting bagi Nia.
Ia merasa bangga bisa memperkenalkan produknya di ajang pameran lokal ini, yang juga dihadiri ribuan pengunjung.
"Meskipun kami sering mengikuti pameran internasional, pameran di kota sendiri memiliki arti tersendiri. Saya tak pernah absen jika ada acara di Tasikmalaya," tambahnya.
Tas buatan Tara Indonesia dikenal dengan keunikan dan keindahan bordir yang diterapkan pada bahan kulit premium. Produk ini menyasar kalangan menengah ke atas, dengan harga mulai dari 250 ribu rupiah untuk dompet dan hingga 1,3 juta rupiah untuk tas.
"Kami mengutamakan kualitas dan detail bordir yang mencerminkan identitas Tasikmalaya," jelas Nia.
Dalam perjalanan bisnisnya, Tara Indonesia juga telah dipesan oleh beberapa desainer Amerika untuk ditampilkan di acara fashion internasional.
Pemasaran produk mereka sebagian besar dilakukan secara online melalui Instagram di akun Tara Bag, namun Nia tetap mempertahankan produksi rumahan di Tasikmalaya.
"Saya berharap acara seperti Muslim Fair ini dapat diadakan rutin, karena sangat mendukung pengusaha lokal seperti kami," kata Nia, menutup perbincangan.
Sementara itu, Ketua Panitia Muslim Fair 2024, Dedi Riswandi, menyatakan kebanggaannya atas kesuksesan acara tersebut.
Menurut Dedi, target pengunjung sebanyak 5.000 orang terlampaui jauh, dengan lebih dari 16.000 pengunjung hadir selama tiga hari pelaksanaan.
"Acara ini diikuti oleh 101 stand, sebagian besar dari Tasikmalaya, dan banyak peserta yang masih menunggu kesempatan untuk bergabung karena keterbatasan tempat," ungkapnya.
Tasik Muslim Fair 2024 menjadi ajang yang diharapkan mampu mendorong perkembangan bisnis para pengusaha Muslim, tidak hanya di Tasikmalaya, tetapi juga di seluruh Indonesia.
Editor : Asep Juhariyono