TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Memperingati Hari Konservasi, Pesan Green dan Gemapala Unik Cipasung, Tasikmalaya, menggelar kegiatan penanaman 1000 pohon.
Kegiatan ini berlangsung di Leuweung Keusik Pasiripis, Desa Padakembang, tepatnya di area bekas tambang pasir yang telah dihentikan operasinya setelah adanya penolakan dari masyarakat setempat.
Acara tersebut melibatkan sejumlah komunitas, termasuk Mapela, Ampeg, KPIN, Barkode, serta partisipasi dari siswa sekolah dan warga sekitar.
Selain di Padakembang, penanaman pohon juga dilakukan di lokasi-lokasi lain yang telah ditetapkan untuk mencapai dampak yang lebih luas.
"Momentum Hari Konservasi seharusnya lebih dari sekadar seremoni. Ini adalah saat yang tepat untuk menyadari hubungan kita dengan lingkungan dan bagaimana kita harus mengelolanya dengan baik," ujar Ketua Pesan Green, Diwan Masnawi, pada Minggu (11/8/2024).
Diwan menuturkan, bahwa hubungan manusia dengan alam telah terputus, menjadikan alam sering kali dianggap sebagai objek daripada subjek yang hidup.
"Penanaman pohon ini tidak hanya bertujuan untuk memperbaiki kondisi lingkungan, tetapi juga untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya pelestarian alam," tuturnya.
Selain penanaman pohon, acara ini juga menyertakan sesi refleksi mengenai pentingnya menjaga lingkungan dan dampak kerusakan yang telah terjadi.
Abim, salah satu pendiri Gemapala UC, menyebutkan, bahwa penambangan pasir di Padakembang telah mengakibatkan kerusakan ekosistem sungai dan mata air yang berdampak pada kehidupan masyarakat setempat.
"Penambangan yang tidak terkelola dengan baik merusak ekosistem dan mempengaruhi mata pencaharian masyarakat," ungkap Abim.
Dengan semangat gotong-royong, seluruh peserta berkomitmen untuk merawat pohon-pohon yang telah ditanam dan menjadikannya sebagai langkah awal dalam upaya pemulihan lingkungan.
"Kami berharap kolaborasi ini membawa dampak positif dan memotivasi lebih banyak pihak untuk terlibat dalam kegiatan konservasi di masa depan. Mari kita bersama-sama menjaga bumi untuk generasi yang akan datang," tutup Abim.
Editor : Asep Juhariyono