TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Pesta UMKM 3 yang digelar di Plaza Asia Tasikmalaya selama tiga hari, mulai dari 28 hingga 30 Juni 2024, tidak hanya menyajikan makanan modern tetapi juga menghadirkan berbagai kuliner tradisional.
Bertempat di area parkir Plaza Asia Tasikmalaya, tepatnya di depan lobby Sadewa, acara ini diramaikan oleh beberapa tenant yang menyajikan makanan tradisional seperti kue klepon, ongol-ongol, getuk, putri noong, moci, cocorot, awug beras, bajigur, dan lainnya.
Pantauan iNewsTasikmalaya.id di lokasi Pesta UMKM 3, menunjukkan bahwa jajanan tradisional ini menarik minat banyak pengunjung.
Wisnu Nugraha (30), pemilik Awug Beras Putra Mang Alan, menjual makanan tradisional awug beras dan yakin bahwa meski dikelilingi oleh berbagai makanan modern yang diminati kaum milenial dan Gen Z, awug beras tetap akan diminati.
"Jualan awug. Kalau awug asli Tasik. Cuma di tiap daerah itu beda-beda namanya. Kan sekarang zaman milenial ya, tapi minat insya Allah masih banyak," ucap Wisnu.
Wisnu menjelaskan, bahan utama awug beras adalah tepung beras, kelapa parut, dan gula merah, yang disajikan di atas daun pisang. Ia membandrol awug beras dengan harga Rp12 ribu untuk empat potong. "Untuk harga Rp12 ribu empat potong," ujarnya.
Wisnu mengaku bahwa mengikuti pesta UMKM seperti ini, terutama di Plaza ASIA Tasikmalaya, meningkatkan omzet penjualan. "Sering ikut. Peningkatannya lumayan ya, ada bedanya," tandasnya.
Sementara itu, Nurdin (38), penjual Bajigur, mengaku baru pertama kali ikut dalam pesta UMKM besar seperti ini. Ia menyajikan Bajigur, minuman khas Sunda dari Jawa Barat, dengan pendamping seperti ubi, kacang, dan singkong.
"Bahan-bahannya sih yang utama itu santan kelapa, daun pandan, dan gula merah. Bajigur sendiri itu asli Jawa Barat, khas Sunda," tutur Nurdin.
Nurdin mengakui bahwa minat terhadap bajigur saat ini menurun, terutama di kalangan anak muda. "Peminatnya ya kebanyakan orang tua. Untuk anak-anak muda sekarang kebanyakan gak tahu apa itu Bajigur. Jadi tujuannya ikut ini mungkin memperkenalkan makanan tradisional kepada masyarakat, yang sudah lupa apa itu makanan tradisional," jelasnya.
Harga bajigur sangat terjangkau, mulai dari Rp3 ribu hingga Rp5 ribu. Nurdin berharap usahanya semakin maju, dikenal oleh lebih banyak orang, dan menambah pelanggan.
"Harganya Rp3 ribu, bisa juga Rp5 ribu. Jadi bebas gitu. Kalau harapan ya semoga usaha tambah maju, tambah dikenal orang banyak, tambah pelanggan," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono