TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Seorang mahasiswa Universitas Negeri Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya meninggal dunia saat mengikuti Pendidikan dan Latihan Dasar (Diklatsar) Korps Suka Rela (KSR) PMI di Gunung Cakrabuana, Sabtu (8/6/2024).
Berikut kronologi kejadian menurut Warek III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsil, Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, M.Kes.
Pada Minggu (9/6/2024), Warek III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unsil, Dr. Asep Suryana Abdurrahmat, menerima telepon dari pembina UKM yang melaporkan adanya insiden.
Asep mengarahkan agar korban segera dibawa rumah sakit mengingat fasilitas balai kesehatan di kampus tidak memadai untuk menangani kondisi tersebut.
"Saya sampai jam 7 pagi belum mendapatkan informasi lanjutan. Kemudian jam 8 saya sudah di rumah sakit, kebetulan almarhum sudah diperiksa dokter," ujarnya.
Dokter di RSUD dr. Soekardjo menyampaikan bahwa diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, namun karena tidak adanya dokter forensik di rumah sakit tersebut, pemeriksaan lengkap tidak dapat dilakukan segera.
"Kata dokter, meninggalnya wajar di kondisi lapangan," kata Asep.
Insiden terjadi sebelum peserta mencapai lokasi Diklatsar, saat mereka masih dalam perjalanan setelah turun dari mobil dekat Polsek Malangbong.
"Dari lokasi kurang lebih baru setengah perjalanan. Jadi pendidikannya belum dimulai," jelas Asep.
Menurut informasi, korban mulai merasa lelah sekitar pukul 2 siang. Korban diistirahatkan di lokasi untuk memulihkan kondisinya. Namun, menjelang sore, kondisinya semakin memburuk, menunjukkan gejala seperti kebingungan.
"Akhirnya diputuskan tidak mungkin dibawa ke atas yang lebih nanjak, tapi rute ke bawah sudah jauh, sehingga diputuskan menunggu tim SAR," tutur Asep.
Tim SAR dan Tagana Garut mulai naik ke lokasi sekitar pukul setengah sembilan malam. Mereka mencapai korban sekitar pukul 23.00 WIB.
Sambil menunggu evakuasi, korban disarankan dibungkus dengan aluminium foil dan dibuatkan perapian untuk menjaga suhu tubuhnya. Evakuasi baru selesai sekitar pukul setengah 6 pagi, dan korban tiba di pinggir jalan setelah dibantu warga setempat.
Sebanyak 21 mahasiswa mengikuti Diklatsar KSR PMI, namun satu orang tidak diizinkan berangkat karena terindikasi kurang sehat.
Peserta yang berangkat telah memiliki surat keterangan sehat dari dokter. "Semua peserta dinyatakan sehat sebelum keberangkatan," tegas Asep.
Korban diduga memiliki riwayat penyakit diabetes mellitus (DM) yang mungkin tidak terdeteksi sebelumnya. "Konfirmasi dari keluarga, tidak ada riwayat DM. Mungkin hasil pemeriksaan dari yang bersangkutan menunjukkan ada riwayat DM," ujar Asep.
Kegiatan Diklatsar ini resmi dari kampus, dengan surat izin kegiatan yang dikeluarkan pada tanggal 14 Mei setelah proposal masuk dan ditelaah.
"Dari kampus kita sudah siapkan ambulans. Kita dari kampus terbuka untuk semua informasi yang dibutuhkan," tutup Asep.
Editor : Asep Juhariyono