get app
inews
Aa Read Next : KPU Tasikmalaya Sosialisasikan Tahapan Pilkada 2024 dan Pencalonan Perseorangan

Kisah Perajin Pandai Besi Masih Bertahan di Pelosok Tasikmalaya di Tengah Kemajuan Teknologi

Kamis, 28 Maret 2024 | 08:24 WIB
header img
Kisah Perajin Pandai Besi Masih Bertahan di Pelosok Bojonggambir Tasikmalaya di Tengah Kemajuan Teknologi. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Indra Sanjaya

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Perkembangan teknologi terus melaju pesat dan tak mampu dibendung, seiring perkembangan zaman. Termasuk produk perkakas rumah tangga dan pertanian

Di tengah produksi pabrikan yang kian mengikuti perkembangan teknologi terkini, jauh di pelosok pedesaan terdapat tempat pembuatan perkakas tradisional yang masih bertahan.

Tempat pembuatan beragam perkakas dari logam ini, hingga kini mampu bertahan dan memiliki pelanggan setia. Padahal produk sejenis banjir di pasaran dengan bentuk dan kualitas lebih baik.

Industri rumahan yang mampu bertahan ini tak lain usaha pandai besi yang terletak di Kampung Legoklimus, Desa Kertanegla, Kecamatan Bojonggambir, Kabupaten Tasikmalaya.

Sejak dirintis tahun 70an, usaha pembuatan perkakas dari logam ini hingga kini masih bertahan, dengan konsep pembuatan sederhana menggunakan tenaga manusia dan alat produkai tradisional, membuat berbagai peralatan prakakas dari bahan besi.

"Alhamdulillah hingga sekarang masih mampu berproduksi," ungkap Soleh (65), pemilik pandai besi tersebut, saat ditemui, Selasa (26/3/2024).

Perkakas yang dibuat diantaranya cangkul, pisau, kapak, parang dan lainnya. "Cara pembuatannya tidak berubah seperti dulu, memakai tenaga manusia dan alat-alat sederhana," ujar Soleh.

Alat utamanya adalah tungku tempat pembakaran logam, alas tempa yang terbuat dari besi padat, sejumlah palu serta kipas. Peralatan lainnya, gunting logam, tang dan kayu bakar.

"Untuk mengolah bahan mentah besi, harus menggunakan panas dari bara api yang berasal dari pembakaran kayu dan arang. Lalu ditempa untuk dibentuk perkakas," kata Oleh.

Produk yang dibuat selain masih laku di pasaran, juga sebagian besar merupakan pesanan dari pelanggan serta pengepul.

"Alhamdulillah produksi masih tetap berjalan, kebanyakan yang beli itu langganan yang sering datang ke rumah. Jadi sudah ada langganan. Ada juga pengepul untuk dijual lagi," kata Oleh.

Harga yang ditawarkan pada pelanggan dan pengepul sama tergantung ukuran, bahan baku dan ukirannya.

"Biasanya saya jual sebilah golok dengan harga Rp 150.000 untuk jenis biasa. Sedangkan untuk jenis super diharga Rp1.000.000, itu pun tergantung jenis dan ukuran serta bahan baku yang digunakan," pungkas oleh. 

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Berita iNews Tasikmalaya di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut