TASIKMALAYA, iNews.id - Longsor dari tebing dengan tingkat kemiringan hingga 80 derajat di Kampung Cibeunteur Jalan Bangbayang Desa Sirnajaya, Kecamatan Karangjaya, Kabupaten Tasikmalaya, sempat menutup akses jalan penghubung dengan Desa Citalahab dan mengancam satu warung semi permanen yang berada tepat di
atasnya.
Pemilik warung Ade Saptan (46) diminta untuk mengungsi karena potensi longsor sangat mungkin kembali terjadi mengingat curah hujan yang masih cukup tinggi serta tingkat kemiringan tebing yang cukup terjal.
Badan jalan juga tertutup longsor tanah merah hingga sepanjang kurang lebih 20 meter dengan ketinggian mencapai tiga meter yang menyebabkan akses jalan lumpuh total.
“Kami menurunkan kurang lebih 25 orang tim dari BPBD yang juga dibantu relawan setempat serta dari polisi dan TNI yang juga turut bahu membahu membersihkan badan jalan. Sehingga saat ini akses jalan sudah bisa dilalui baik oleh kendaraan roda dua ataupun roda empat, meskipun sisa-sisa tanah masih menempel di jalan,” ungkap Bagian Data dan Informasi BPBD Kabupaten Tasikmalaya Bayu Eriga dalam laporannya.
Selain merekomendasikan agar warung yang ditempati warga agar mengungsi, BPBD juga melakukan tindakan berupa merucuk tanah di area longsoran dengan bambu, memperbaiki drainase baik di atas maupun di bawah, serta menebas ranting-ranting pohon untuk mengurangi masa bobot tanah.
Sementara itu, pemilik warung Ade Saptan mengaku, melihat tebing yang cukup tinggi membuat dirinya dan keluarga akan mengikuti saran dari BPBD agar mengevakuasi warungnya pindah ke tempat yang sekiranya relatif lebih aman. Menurutnya, pada saat kejadian longsor tidak sedang berada di dalam warung karena kejadian malam hari dan bersama dengan istrinya sedang di rumah yang tak jauh dari lokasi.
“Memang sewaktu-waktu saya suka tidur di sana (warung) tapi pada saat kejadian memang tidak sedang berada di sana. Sehingga pada saat kejadian longsor tidak mengetahuinya. Namun, melihat kondisinya seperti ini saya memang memilih untuk memindahkan warungsanya saja. Khawatir memang longsor susulan kembali terjadi dan malah saya sekeluarga menjadi korban,” ujar Ade.
Editor : Asep Juhariyono