CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id - Abdul Halim (56) dan keluarganya menghadapi ancaman serius setelah rumah mereka di Desa Mangkubumi, Kecamatan Sadananya,Kabupaten Ciamis, terancam ambruk akibat amblesnya tembok penahan tebing (TPT) dan pondasinya.
Kejadian ini dipicu oleh guyuran hujan lebat pada Kamis(11/1/2024) malam sekitar pukul 19.30 WIB.
TPT dan pondasi rumah Abdul Halim, yang mencapai tinggi 5 meter dan lebar 3 meter, ambruk seiring dengan amblesnya tanah. Bagian belakang rumah mereka kini menggantung dan terancaman ambruk.
Warga setempat, bersama petugas dan relawan Tagana, bergotong royong memasang tiang bambu untuk menyangga bagian belakang rumah Abdul Halim. Langkah ini diambil untuk mencegah ambruknya rumah korban dan menjaga keamanan mereka.
Relawan Tagana di Sadananya, Yulianti Eka, menjelaskan, bahwa rumah Abdul Halim saat ini sangat terancam, terutama jika turun hujan.
"Warga dan petugas telah bergotong royong mengevakuasi barang-barang milik korban dan memasang penyangga sementara," ujar Yulianti, Jumat (12/1/2024).
Abdul Halim dan keluarganya, yang terdiri dari lima anggota keluarga, telah mengungsi ke rumah adiknya yang terletak di RT yang sama. Sebagian barang dan perabot rumah mereka telah dievakuasi, tetapi kondisi rumah masih sangat mengkhawatirkan.
Yulianti menambahkan bahwa pondasi rumah Abdul Halim hanya ditumpangkan di atas tembok TPT, sehingga amblesnya TPT membuat bagian belakang rumah langsung menggantung di atas jurang.
"Musibah ini dipicu oleh hujan deras dan angin kencang. Air hujan merembes ke dalam tanah, mendorong amblesnya tembok tanah tebing (TPT) yang juga menjadi pondasi rumah," ucapnya.
Penduduk sekitar dan aparat desa setempat, bersama petugas kecamatan, babinsa, bhabinkamtibma, dan relawan Tagana, terlibat dalam upaya gotong royong untuk membantu Abdul Halim dan keluarganya.
Pembersihan material longsor dan penanganan sementara dilakukan untuk menjaga keamanan dan kenyamanan mereka.
Meskipun rumah sudah sebagian dievakuasi dan mendapat penyangga sementara, kondisi ini tetap memerlukan perhatian dan upaya lebih lanjut untuk menjaga keselamatan Abdul Halim dan keluarganya dalam menghadapi potensi bencana lanjutan.
Editor : Asep Juhariyono