TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Busana perempuan dengan hiasan payet (manik-manik yang ditempel di kain) masih tren hingga saat ini.
Sentra busana Pasar Tanah Abang Jakarta, misalnya, hingga kini masih memproduksi beragam mode pakaian perempuan yang ditempeli payet.
Namun siapa nyana, proses penempelan hiasan payet tersebut berada jauh dari Ibu Kota. Bahkan berada di pelosok. Yakni Kampung Mekarsari, Desa Cikubang, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya.
Penempelan hiasan payet dilakukan ibu-ibu rumah tangga di Kampung Mekarsari, disela mengerjakan pekerjaan rumah tangga.
Bahkan kegiatan yang menghasilkan uang itu sudah dilakukan sejak berpuluh tahun lalu. Walau upah yang diterima tak seberapa, namun ibu-ibu menerima sebagai kegiatan tambahan.
"Kami biasa menerima orderan memasang hiasan payet dari Pasar Tanah Abang Jakarta," ungkap Saroh (27), salah seorang ibu rumah tangga, saat ditemui Selasa (9/1/2024).
Order dibawa oleh pihak distributor dari Jakarta. Ibu-ibu rumah tangga di Kampung Mekarsari hanya tinggal mengerjakan. Baik berkelompok maupun perorangan. Jika sudah selesai dibawa kembali distributor ke Jakarta.
"Butik-butik di Tasikmalaya juga mempercayakan pemasangan hiasan payet kepada kami, melalui distributor tersebut," kata Saroh.
Saroh mengungkapkan, ia dan teman-teman sebayanya sudah dari remaja menerima orderan pemasangan hiasan payet dan hingga sekarang masih berjalan.
"Sudah lama sih Kak, dari dulu sejak kecil sudah membuat payet dan sampai sekarang sudah berumah tangga tetap berlanjut," katanya.
Saroh mengatakan, tingkat kesulitan dalam membuat hiasan payet yakni harus mengerjakan sesuai pola yang sudah ditentukan. Apalagi ada kombinasi ukuran manik-manik besar dan kecil.
"Biasanya kesulitan memasang hiasan payet di mana motifnya harus sesuai pesanan. Kadang besar kadang kecil, tergantung pola dan permintaan," jelas Saroh.
Tidak hanya dipasang di pakaian, tapi juga mulai merambah ke kerudung. "Dalam satu hari kami bisa menyelesaikan beberapa potong pakaian maupun kerudung," kata Saroh.
Ia menambahkan, dalam satu hari mendapat upah antara Rp 5.000 sampai Rp 10.000 tergantung jumlah orderan yang bisa dikerjakan.
"Walau upah kecil tapi lumayan, dari pada diam melamun. Ini kan sambil mengobrol bisa punya penghasilan," imbuh Saroh.
Editor : Asep Juhariyono