TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Dida Maulida (26), perajut lumpuh yang menghasilkan beragam kerajinan rajutan menarik dari tempat tidur hingga bernilai ekonomis, kini berjuang ingin sembuh kembali seperti sediakala.
Dida mengalami kelumpuhan sejak tiga tahun lalu, setelah menjalani sebuah operasi. Sejak saat itu gadis manis ini hanya bisa tergolek di tempat tidur.
Namun berkat semangat hidupnya yang tinggi, Dida tak putus asa. Ia menjadi seorang perajin barang-barang hasil rajutan yang dikerjakannya sambil terbaring.
Hasil karyanya berupa tas, gantungan kunci, dompet hingga topi bayi dijual dengan cara online dan mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
"Sejak mengalami kelumpuhan setelah dioperasi tiga tahun lalu, sebenarnya dokter menyarankan saya untuk melakukan terapi rutin," ungkap Dida, saat ditemui di rumahnya di Kampung Picungkaler, Desa Singasari, Kecamatan Taraju, Kabupaten Tasikmalaya, Minggu (24/12/2023).
Namun karena orang tuanya tidak mampu, program rutin terapi tak dijalani Dida hingga sekarang. "Kami tak punya biaya, apalagi terapinya di Bandung," ungkap Nasiroh (45), ibu kandung Dida.
Menurut Nasiroh, anak gadisnya itu seharusnya berobat jalan seminggu dua kali atau satu bulan empat kali di rumah sakit di Bandung. Namun karena tak ada biaya, anjuran dokter tersebut tak bisa dilaksanakan.
Nasiroh mengungkapkan, Dida mengalami kelumpuhan setelah mengeluhkan sakit tulang punggung, lalu menjalani operasi tahun 2020. Namun setelah itu Dida menjadi lumpuh, mulai dari pinggang ke bawah.
"Awalnya Dida sehat dan normal, bahkan sempat bekerja. Namun suatu hari ia mengeluhkan sakit tulang punggung dan diperiksakan ke dokter. Kata dokter harus dioperasi tapi setelah dioperasi tak sembuh, bahkan jadi lumpuh," katanya.
Nasiroh menyebut, Dida pernah mendapat bantuan kursi roda dari Gubernur Jabar saat itu, Ridwan Kamil. Namun anjuran dokter menjalani terapi tak dijalani karena keterbatasan biaya.
"Seharusnya Dida menjalani terapi dan kontrol ke Bandung secara rutin. Namun karena keterbatasan biaya, sudah tiga tahun hanya bisa pasrah terbaring di tempat tidur, sambil menjalani usaha rajutannya" kata Nasiroh.
Nasiroh berharap pemerintah membantu biaya pengobatan. "Tekad Dida untuk sembuh sangat kuat. Kami berharap pemerintah ataupun donatur dapat membantu kelanjutan berobat Dida," ujarnya.
Editor : Asep Juhariyono