TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Aksi unjuk rasa serikat buruh di depan Bale Kota Tasikmalaya yang menolak PP No 51 Tahun 2023 serta menuntut kenaikan Upah Minum Kota (UMK) 2024 hingga kini masih berlanjut. Para buruh bahkan memblokade jalan dengan memasang tenda di Jalan Letnan Harun, depan Bale Kota Tasikmalaya.
Pemasangan tenda dilakukan oleh serikat buruh ini sebagai bentuk kekecewaan karena gagal bertemu dengan Penjabat (PJ) Wali Kota Tasikmalaya, Cheka Virgowansyah.
Pantauan di lokasi, selain memasang tenda dan memblokade jalan, massa aksi juga membakar ban sambil memutar musik sebagai penambah semangat dikala menunggu adanya perwakilan Pemkot Tasikmalaya yang menemui mereka.
"Kami gelar tenda karena Pemkot Tasikmalaya tidak koperatif. Tidak peduli kepada buruh. Harusnya mereka hadir di sini. Tapi kenyataannya tidak. Tadi kami tidak bertemu dengan pj wali kota. Tidak ada delegasi juga," ucap salah seorang massa aksi, Dani Martin, Senin (27/11/2023).
Dani menyebut, pada rapat yang dilakukan di Dewan Pengupahan, pihaknya sudah mengajukan kenaikan upah sebesar 15 persen. "Waktu rapat, kami ajukan kenaikan 15 persen," ungkapnya.
Dani menambahkan, aksi unjuk rasa yang dilakukan serikat buruh itu akan terus berlanjut hingga malam hari. Hal itu dilakukan sebagai protes kepada Pemkot Tasikmalaya karena tidak respon.
Ia menyebut, pihaknya juga akan menambahkan anggotanya untuk hadir dalam aksi menuntut kenaikan upah sebesar 15 persen di Bale Kota Tasikmalaya.
"Kami ingin Pemkot Tasikmalaya mencabut rekomendasi yang sudah diusulkan ke provinsi. Mereka harus jelaskan dasarnya," pungkasnya.
Hingga kini, massa aksi dari serikat buruh di Tasikmalaya masih bertahan di depan Bale Kota Tasikmalaya dengan tuntutannya Pj Wali Kota Tasikmalaya merevisi usulan kenaikan UMK dari 3,86 persen menjadi 15 persen.
Editor : Asep Juhariyono