get app
inews
Aa Text
Read Next : Perwira Polisi di Tasikmalaya Diajak Duel Pria yang Bawa Golok Saat Lerai Keributan 2 Kelompok Warga

Cerita Masa Kejayaan Ako Perajin Pisau dan Golok Seni asal Kabupaten Tasikmalaya

Minggu, 30 Januari 2022 | 07:49 WIB
header img
Ako Apit Rahman memperlihatkan pisau tracker setengah jadi yang sempat dipesan Densus 88 Polri dirumahnya di Jalan Banjar No 03 Kampung Cisalam, Desa Pasirpanjang, Kec Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya. (Foto: iNewsTasikmalaya.id/Nanang Kuswara)

TASIKMALAYA, iNews.id - Tampak dari luar sebuah rumah yang berada di perbatasan antara Kecamatan Cineam dan Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, tepatnya di Jalan Banjar No 03 Kampung Cisalam, Desa Pasir Panjang, memang tidak nampak sebuah tempat pembuatan pisau dan golok berkualitas yang memiliki nilai seni tinggi. 

Pasalnya, halaman dan keadaan rumah nampak biasa saja bahkan tidak ada satupun papan petunjuk yang terpasang. 

Namun pada saat mencoba mencari tahu keberadaan Ako Apit Rahman ternyata tidak sulit karena hampir semua orang mengenalnya sebagai perajin pisau dan golok yang banyak disukai pemesannya dari berbagai wilayah termasuk luar negeri. 
Dulu terdapat sedikitnya tujuh pekerja yang bekerja dirumah tersebut, dua diantaranya seorang pandai besi serta lima orang lainnya yang bertugas membuat berbagai macam pola. 

Pekerjaannya yang rapi serta kualitas yang sangat baik membuat berbagai kalangan melirik hasil karyanya, mulai dari kolektor yang memesan dengan memberikan gambar hingga pihak luar negeri untuk keperluan militer, TNI, serta yang paling membuatnya berkesan pada saat dipesan tim Densus 88 Polri yang membuat pisau tracker sebanyak 41 unit yang dihargai Rp800.000 perunitnya. 

Setiap bilah pisau bertuliskan Satgas Bom Polri dan sebaliknya bertuliskan Tim Tindak. 

“Jadinya saya bukan membuat golok ataupun pisau untuk bekerja para petani, melainkan untuk seni dan pesanan. 

Sejak dulu memang seperti tahun 2002 dari Kodim 0612 memesan pisau komando hingga 240 unit, serta hingga dari Lanud dan sebagainya masih suka pesan. 

Namun yang paling membuat saya bangga itu saat dipesan tim Densus 88, gembira tapi campur bingung dan ragu apakah pisau saya dipakai atau tidak,” papar Ako. 

Ako menyebutkan, dulu pesanan terus mengalir nyaris membuatnya kebingungan karena tak banyak waktu. 

Setiap tahunnya ekspor golok dan pisau pesanan mencapai hingga 400 unit untuk ke Australia, Eropa, hingga Amerika Serikat, jadi selama 10 tahun bergelut dalam dunia tersebut telah diekspor kurang lebih sebanyak 4.000 jenis dengan harga rata-rata Rp300.000 hingga Rp2 juta. 

“Pesanan semakin meningkat setelah saya menemukan ide membuat pisau ataupun golok dengan konsep bilik mipih, yakni terbuat dari 30 lapis baja yang selain menimbulkan nilai estetika tinggi juga tetap bisa dipakai meskipun bertujuan sebagai hiasan saja. 

Ternyata pesanan kian membludak, akhirnya saya pun membuat nama Walagri Blacksmith terhadap produk saya meskipun belum dipatenkan. 

Yang jelas untuk membuat pisau atau golok apapun asal ada gambar pasti saya bisa, kebanyakan yang pesan biasanya diilhami dari film-film,” ujar Ako.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut