TASIKMALAYA, iNews.id - Ikatan Alumni Fisip Universitas Siliwangi menilai jika munculnya isu primordialisme dalam proses pemilihan rektor Unsil sebagai isu murahan yang malah bakal menimbulkan kontraproduktif dan bakal merongrong nuansa demokratis, intelektual, dan akademik dilingkungan kampus.
Ketika Unsil Tasikmalaya yang kini telah menyandang status universitas negeri, maka dengan sendirinya isu orang yang berasal dari internal ataupun eksternal kampus untuk menjabat disana harus sudah dikesampingkan. Seperti diketahui, proses pemilihan rektor saat ini sedang berjalan dan terdapat 7 orang pendaftar diantaranya yakni nomor urut 1 Prof Muradi, 2 Dr Tommy Aprianto, 3 Dr Supratman, 4 dr Gumilar Mulya, 5 Prof Nandang Alamsyah, 6 dr Nundang Busaeri, dan 7 Prof Iis Marwan.
“Ruang demokrasi kampus lebih terbuka ketika Unsil menjadi Universitas negeri. Adanya tiga calon Rektor dari luar Unsil harus kita maknai sebagai perkembangan demokrasi kampus yang positif, menyajikan pilihan yang lebih kompetitif dan seharusnya menambah atmosfer intelektual-akademik dimana adu konsep, gagasan dan visi misi adalah jalan satu-satunya menjadi Rektor Unsil,” tegas Ketua Ika FISIP Unsil Tasikmalaya Sandra M Firdaus.
Saat ini Pilrek Unsil Tasikmalaya sudah memasuki tahap pengumpulan Visi Misi yang pada tanggal 19 Januari 2022 nanti akan dipaparkan. “Bagi kami tahap ini adalah tahap krusial, tahap penting dimana senat sekaligus publik akan mengetahui bagaimana pikiran-pikiran para calon Rektor ini tentang Unsil kedepan. Harapan kami Rektor terpilih nanti adalah Rektor yang punya pikiran-pikiran cemerlang, gagasan dan program yang progresif punya jejaring yang kuat baik di level nasional, regional, dan internasional,” ungkap Sandra.
Seorang pemimpin apalagi pimpinan sebuah perguruan tinggi bukan hanya dimaknai sebagai pemimpin simbolik, tetapi pemimpin yang mempunyai strategi, kemampuan manajerial yang kuat, mampu menjalin silaturahmi dan kerjasama dengan berbagai pihak, memiliki jaringan luas, apalagi Unsil yang terbilang belia menyandang status negeri sudah saatnya lepas landas, inilah momentumnya membawa Unsil dalam capaian-capaian strategis berskala nasional, regional atau bahkan internasional. Ini hanya bisa dicapai oleh pemimpin yang punya visi, punya koneksi luas, lincah dan kredibel.
Sekretaris IKA FISIP Unsil Tasikmalaya Roni Romansyah menambahkan, pembangunan dan pengembangan akademik yang sehat mutlak diperlukan untuk Unsil yang terbilang baru menjadi Universitas negeri. Pembangunan akademik yang sehat menitik beratkan pada pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang tidak hanya berorientasi lokal, tetapi juga harus berorientasi nasional bahkan internasional, dan ini hanya bisa dilaksanakan oleh figur yang kuat yang punya jejaring luas dalam pengembangannya.
“Terakhir, bagi kami sekali lagi kami tegaskan bahwa dialektika harus menjadi atmosfer utama dalam Pilrek kali ini, dan siapapun yang terpilih nanti adalah kemenangan pikiran, kemenangan gagasan, kemenangan konsep dan kemenangan visi misi. Jauhkan dari pragmatisme dan politik transaksional lainnya,” ujar Roni.
Editor : Asep Juhariyono