get app
inews
Aa Text
Read Next : KPU Kabupaten Tasikmalaya Tetapkan Nomor Urut Paslon Bupati dan Wakil Bupati

Uang Tabungan Siswa Ratusan Juta di 2 SD di Tasikmalaya Diduga Diselewengkan Oknum Mantan Kepsek

Sabtu, 22 Juli 2023 | 13:43 WIB
header img
Uang Tabungan Siswa Ratusan Juta di 2 SD di Tasikmalaya Diduga Diselewengkan Oknum Mantan Kepala Sekolah. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Heru Rukanda

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Ratusan orang tua murid SDN 3 Pekemitan, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, berunjukrasa terkait dugaan penggelapan uang tabungan siswa yang diduga dilakukan oleh mantan kepala sekolah berinisial 1J. 

Para orang tua berkumpul di Gedung Olah Raga (GOR) Kantor Desa Pakemitan Kidul, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (22/7/2023).

Pantauan iNewsTasikmalaya.id di lapangan, para orang tua murid yang rata-rata merupakan ibu-ibu membawa kertas bertuliskan 'Selamatkan Uang Tabungan Anak-Anak'. 

Tati Hendrawati, salah seorang orang tua murid mengatakan, uang tabungan siswa yang sudah ditentukan waktu pencairannya hingga saat ini belum ada kejelasan. 

"Kita kan tabung selama setahun, pengennya kita kan tanggal yang sudah dijanjikan cair, kemudian ada masalah-masalah. Harusnya tangga 17 Juni itu semuanya cair, tapi tiba-tiba gak, sampai kenaikan kelas tanggal 24 juga belum cair juga," ujar Tati. 

"Kemudian ada perjanjian hitam di atas putih katanya tanggal 20 Juli mau ciar, ternyata tidak lagi. Tabungan anak saya nilainya Rp20 juta," sambung dia. 

Ia menyampaikan, tujuannya menabung adalah untuk persiapan kuliah anak sulungnya yang saat ini kelas XII. 

"Yang sulung kan SMA kelas 3, niatnya nabung untuk persiapan kuliah. Anak saya di sini kelas 3," ucapnya.

Sementara itu, Dodi, koordinator orang tua murid mengatakan, permasalahan uang tabungan siswa yang diduga diselewengkan oleh oknum mantan kepala sekolah tersebut sudah kerap terjadi. 

"Ini permasalahan yang sering terjadi di Kecamatan Ciawi dan hampir pelakunya itu-itu juga. Nah sekarang menimpa terhadap siswa SDN 3 Pakemitan, kebetulan beliau (IJ) sebagai kepala sekolahnya dan di akhir masa jabatannya berperilaku seperti itu. Jadi membawa semua uang tabungan dari kelas 1 sampai kelas 6 dari bendahara dan tidak mengembalikan pada waktunya," kata Dodi. 

Menurut Dodi, pihaknya sudah berupaya untuk menghubungi terduga pelaku dan melakukan mediasi. Namun, terduga pekaku penyelewengan uang tabungan siswa itu sulit dihubungi dan selalu berkilah. 

"Orangnya susah dihubungi kalau dihubungi selalu beralibi dan akhirnya seperti ini sampai batas yang ditentukan hari ini tidak bisa merealisasikan. Komunikasi dan upaya untuk realisasi pencarian uang tabungan itu sudah dilakukan beberapa kali dan ini adalah yang ke empat dan beliau (terduga pelaku) masih ingkar janji," jelasnya.

Aksi yang dilakukan para orang tua siswa ini didasari karena tidak adanya kejelasan dan itikad baik dari terduga pelaku yang merupakan mantan kepala sekolah. 

Ia menyebut, uang tabungan siswa dari kelas 1 hingga kelas 6 yang diperkirakan mencapai Rp400 juta diduga diselewengkan oleh oknum kepala sekolah. Pihaknya pun berencana akan menempuh jalur hukum. 

"Jadi mungkin orang tua sudah habis masa kesabarannya dan mungkin akan ditempuh ke jalur hukum," ucapnya. 

Dodi menjelaskan, selain di SDN 3 Pakemitan, terduga pelaku juga melakukan hal yang sama di SDN 1 Pakemitan. "Jadi sebetulnya definitifnya kepala sekolah di SDN 1 Pakemitan dan jadi Plt kepala sekolah di SDN 3 Pakemitan. Di sana juga sama, cuma nilai uangnya lebih besar di sini," ungkapnya. 

"Kalau di SDN 1 Pakemitan sekitar Rp300 juta lebih dan di SDN 3 Pakemitan lebih dari Rp400 juta sehingga kalau ditotalkan bisa mencapai Rp800 juta," lanjut Dodi.

Ia menuturkan, dari hasil pertemuan antara para orang tua dengan beberapa instansi terkait bahwa kasus dugaan penyelewengan uang tabungan siswa ini akan dilanjutkan ke jalur hukum. 

"Hasil musyawarah ini kita akan maju ke ranah hukum karena orang tua hanya menitipkan ke sekolah dan orang tua mendorong pihak dinas untuk melaporkannya. Jadi orang tua jangan dibawa-bawa karena sudah cape," tuturnya. 

Dodi menambahkan, jika tidak ada tindak lanjut sampai 30 Juli, maka para orang tua akan melakukan aksi lanjutan ke Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya. 

Ia menjelaskan, terkait adanya ultimatum mogok sekolah, itu merupakan reaksi yang responsif dari para orang tua dan tidak ada pengkondisian dari koordinator karena saking kesalnya. 

"Katanya di SDN 1 Pakemitan sudah berjalan satu hari mogok sekolah. Mudah-mudahan di sini tidak sampai ke arah sana, mogok sekolah," pungkasnya. 

 

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut