Pascahujan, Sungai Ciwulan Tasikmalaya Dipenuhi Tumpukan Sampah Rumah Tangga

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Setelah diguyur hujan beberapa hari lalu, Sungai Ciwulan di Tasikmalaya dipenuhi tumpukan sampah, Senin (10/7/2023) pagi.

Sampah yang mengotori Sungai Ciwulan, tepatnya di wilayah Leuwibudah, perbatasan Kecamatan Kawalu dan Kecamatan Sukaraja, Tasikmalaya, sebagian besar merupakan sampah barang bekas seperti plastik, botol plastik, sterefoam, serta kayu, dan kelapa.

Baca Juga

Keceriaan Siswa ABK di Tasikmalaya Memperingati Hari Pramuka dengan Patroli Sungai Ciwulan

Pantauan di lapangan, sejumlah warga memanfaatkan kondisi tersebut dengan memungut barang bekas yang bisa bisa dimanfaatkan.

Salah seorang warga, Taufik Hidayat (30) mengatakan, sampah yang menumpuk tersebut merupakan kiriman dari daerah lain setelah wilayah Tasikmalaya diguyur hujan pada beberapa hari yang lalu.

"Sampah yang menumpuk ini kiriman dari daerah lain. Kan beberapa hari lalu hujan terus tuh jadi sampah dari daerah lain itu pasti berhentinya di sini," ucap Taufik.

Baca Juga

Cerita Peserta Tasik Baseuh Ke-8 di Sungai Ciwulan, Wisata Air di Tasikmalaya yang Menakjubkan

Ia menuturkan, selain sampah yang rata-rata sampah rumah tangga, barang bekas, ada juga kayu-kayu berukuran besar. "Selain sterefoam, botol-botol plastik, ada juga pakaian, kelapa, dan kayu. Kayunya juga tidak kecil-kecil, cukup besar ukurannya," paparnya.

Ia menyebut, warga setempat sudah tidak heran lagi dengan situasi tumpukan sampah di Sungai Ciwulan tersebut.

"Udah biasa sih sebenernya ada sampah seperti ini. Namun, ini mungkin lebih banyak lagi dibandingkan hari-hari biasa jika cuaca normal," jelas dia.

Baca Juga

Tasik Baseuh 8: Menikmati Sensasi Olahraga Ekstrem Arung Jeram di Sungai Ciwulan Tasikmalaya

Taufik berharap, pemerintah bisa mencari dan memberikan solusi agar Sungai Ciwulan tidak tercemar oleh sampah.

“Harapannya sih ada solusi yang baik dari pemerintah. Tapi selama saya tinggal di sini kayanya tidak henti kiriman sampah-sampah seperti ini," pungkasnya.

Editor : Asep Juhariyono