TASIKMALAYA, iNews.id – Tanjakan Bohong lokasinya berada di Desa Kutawaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya.
Jika pengendara datang dari arah Tasikmalaya menuju Garut, mungkin tak akan menyangka jalan yang menghubungkan Garut-Tasikmalaya itu terdapat tikungan tajam serta tanjakan yang ekstrim.
Dari arah sebaliknya, jalan tersebut sangat menurun dan berbelok tajam dan tentu sangat berbahaya bagi pengendara yang memacu dalam kecepatan tinggi.
Jalur tersebut memang dianggap sebagai titik paling rawan kecelakaan lalu lintas di jalur Tasikmalaya – Garut, dan lokasi ini menyimpan sebuah misteri.
Pasalnya, mereka yang mengalami kecelakaan di lokasi ini selalu menyebutkan ada seorang kakek tua menyeberang jalan sehingga berusaha menghindar.
Kesaksian korban kecelakaan di lokasi ini selalu menyebutkan demikian, baik kejadiannya di siang atau malam hari.
Karena dinggap lokasi rawan kecelakaan, di lokasi ini setiap harinya selalu saja ada beberapa anak muda yang menjadi relawan.
Mereka bertugas memberi peringatan sekaligus arahan kepada pengendara baik roda empat maupun dua yang melintas.
Terkadang mereka memberi aba-aba agar pengemudi menurunkan kecepatannya, mengover persnelingnya ke gigi rendah.
Tak hanya itu mereka juga membantu truk atau bus bermuatan berat dan berukuran besar yang melintas lokasi tersebut.
“Terkadang sampai subuh saya berada di sana membantu pengendara. Jika hari-hari besar atau hari libur jumlah kendaraan yang melintas lebih banyak dari hari biasanya.
Alhamdulillah selalu saja ada pengemudi yang memberikan sekedar uang rokok, karena jika truk yang tidak kuat menanjak kami pun membantu membawakan ganjal,” kata Setiawan (40) salah seorang relawan yang ditemui disana.
Menurut Setiawan, lokasi ini memang menyulitkan pandangan pengendara. Jika dilihat dari arah Tasikmalaya menuju Garut, pandangan pengemudi mentok pada pembatas jalan yang berada dipinggir jalan.
Namun pengemudi yang tidak tahu kondisi, sebaiknya segera menurunkan persnelingnya ke gigi satu. Karena tikungan itu diikuti kemudian dengan tanjakan curam dengan kemiringan hingga 45 derajat, apabila telat memindahkan persneling dipastikan kendaraan tidak bakal kuat menanjak.
Editor : Asep Juhariyono