TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Transaksi mencurigakan sebesar Rp300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) yang sebagian besar transaksinya di Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Bea Cukai tengah menuai sorotan publik.
Kasus ini juga menjadi salah satu bahasan dalam acara Ijtima Ulama Jawa Barat di Universitas Cipasung (UNCIP) Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (11/3/2023).
"Kita bahas isu-isu terkini yang dihadapi oleh bangsa dan negara, termasuk di antaranya yang sedang menuai sorotan publik adalah soal transaksi ilegal di Kemenkeu yang menyangkut soal pajak," kata Ketua Panitia Ijtima Ulama Jawa Barat, Sidkon Djampi.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum DPP PKB Jazilul Fawaid, mengatakan, persoalan ini harus segera diungkap agar tidak memunculkan fitnah.
"Segera diungkap, dan diselesaikan, diclearkan agar tidak memunculkan fitnah, menebar dugaan-dugaan akhirnya masyarakat gak mau bayar pajak," kata Jazilul Fawaid kepada wartawan.
Menurutnya, apabila kasus ini lambat diselesaikan akan menurunkan kepercayaan masyarakat kepada seluruh institusi tersebut, terutama bagi petugas pajak, karena kenyataannya petugas pajak masih banyak yang baik.
"Mohon kepada aparat yang berwenang segera clearkan, biar gak jadi polemik di masyarakat, kalau perlu ditutup karena ini akan berbahaya kepada negara, karena pajak akan menurun sementara ekonomi sedang menurun," ungkap Jazil.
Ijtima Ulama Jawa Barat
Ratusan kyai se-Jawa Barat berkumpul di Universitas Cipasung mengikuti rangkaian kegiatan Ijtima Ulama Jawa Barat yang berlangsung selama dua hari yakni Sabtu-Minggu (11-12/3/ 2022).
Ijtima Ulama Jawa Barat upaya ini upaya memberikan sumbangan kepada negara dan bangsa dan sebagai bentuk pertanggung jawaban ulama kepada masyarakat menjelang Pemilu 2024.
Sejumlah isu penting dibahas dalam Ijtima Ulama Jawa Barat ini, diantaranya merespon persoalan bangsa terkini, kemudian berkaitan dengan Pemilu 2024, hingga merumuskan kriteria calon pemimpin nasional.
Dalam sambutannya Jazilul Fawaid menyebut salah satu karya ulama Indonesia adalah lahirnya Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Para ulama memiliki usaha dan kontribusi besar atas berdirinya NKRI, hal itu diakui oleh sejarawan dan juga semua kalangan," ujar Jazil.
Wakil Ketua MPR RI ini juga menerangkan sebagai partai yang dilahirkan para ulama, PKB telah berkontribusi untuk kemaslahatan bangsa.
"PKB sebagai alat perjuangan politik yang dilahirkan oleh Nahdlatul Ulama oleh para ulama dari hari ke hari semakin menunjukkan manfaat dan maslahatnya," papar Jazil.
Salah satunya adalah ditetapkannya Peringatam Hari Santri Nasional yang tidak ada peringatan hari santri di negara manapun.
Sementara itu, Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jawa Barat KH Acep Adang Ruhiat yang juga tuan rumah Ijtima Ulama Jawa Barat ini mengatakan, sebagai warga Jawa Barat terutama sesepuh dalam Dewan Syuro PKB ikut memikirkan bagaimana DPW PKB Jawa Barat menjadi pemenang di Pemilu 2024.
"Dewan Syuro di PKB bagian penting yang tidak bisa dipisahkan dalam pemenanganan Pemilu 2024. Ulama tidak hanya bangkit tapi juga bergerak atau harokah menangkan Gus Muhaimin dan PKB di Jawa Barat," ucap KH Acep Adang Ruhiat.
Ijtima Ulama Jawa Barat ini diikuti perwakilan para pimpinan pondok pesantren (ponpes), ibu nyai, ajengan anom, ketua Dewan Syuro DPW dan DPC se-Jawa Barat.
Turut hadir dalam pembukaan Ijtima Ulama Jawa Barat, sesepuh NU Jawa Barat KH Muhammad Nuh Addawami, Wakil Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid, Ketua DPW PKB Jawa Barat Syaiful Huda, Wakil Sekretaris Dewan Syuro DPP PKB KH Maman Imanuhaq.
Juga dihadiri, Ketua Dewan Syuro DPW PKB Jawa Barat KH Acep Adang Ruhiat, Sekretaris Syuro DPW PKB Jawa Barat Sidkon Djampi, anggota serta pimpinan Fraksi PKB DPRD Jawa Barat, Perwakilan PWNU Jawa Barat dan PCNU Kabupaten Tasikmalaya.
Editor : Asep Juhariyono