TASIKMALAYA, iNews.id - Seorang kakek berusia 69 tahun di Kecamatan Sukaratu, Kabupaten Tasikmalaya, ditemukan tewas gantung diri di dapur rumahnya, Jumat (24/12/2021).
Korban pertama kali ditemukan oleh salah seorang anak korban dalam kondisi tergantung dengan tali tambang biru terikat di leher dan ujung tali yang lain terikat di usuk bambu penyangga atap.
Kapolsek Sukaratu AKP Dian Rosdiana mengatakan, saat ditemukan oleh saksi yang merupakan anak korban, kakek 69 tahun tersebut dalam keadaan tergantung.
Melihat ayahnya dengan kondisi tersebut, saksi kemudian berteriak dan meminta tolong warga.
"Kejadiannya sekitar pukul 16.00 WIB. Korban ditemukan tergantung di dapur oleh anaknya," ujar Dian.
Dikatakan dia, menurut keterangan saksi bahwa pada saat ditemukan korban masih terlihat bernapas sehingga saksi mencoba menurunkan korban. Namun, saat sudah diturunkan korban sudah dalam kondisi meninggal dunia.
"Salah seorang anaknya mencari keberadaan korban. Anaknya sempat mencoba masuk rumah melalui pintu depan tapi pintu dalam keadaan dikunci dari dalam," kata dia.
"Kemudian mencoba masuk melalui pintu dapur dengan membuka kunci gembok dan saat pintu terbuka, ditemukan ayahnya dalam keadaan tergantung," sambung dia.
Dian menuturkan, setelah mendapat laporan kejadian dugaan gantung diri tersebut, pihaknya langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) dan berkoodinasi dengan tim Inafis Satreskrim Polres Tasikmalaya Kota.
Berdasarkan keterangan pihak keluarga, korban sempat mengeluhkan sakit dada dan sempat berbicara dan meminta maaf kepada anak-anaknya jika tidak bertemu lagi.
"Kita lakukan olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi serta pemeriksaan terhadap jenazah korban oleh tim medis dari puskesmas. Sejauh ini tidak ditemukan adanya luka bekas kekerasan hanya saja ada bekas jeratan tali di leher," jelas Dian.
Mantan Kasat Sabhara Polres Tasikmalaya Kota itu menambahkan, pihak keluarga sudah menerima kejadian tersebut sebagai musibah.
"Pihak keluarga sudah membuat penyataan tidak akan dilakukan autopsi dan menerimanya sebagai musibah," tandasnya.
Editor : Asep Juhariyono