CIAMIS, iNewsTasikmalaya.id – Puluhan warga desa Sumber Jaya dan Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, diduga keracunan makanan usai menyantap hidangan disebuah acara pernikahan, Senin (19/12/2022).
Para korban mulai merasakan gejala seperti mual, pusing dan muntah serta diare sejak Senin pagi. Korban mulai berdatangan ke Puskesmas Cihauarbeuti sejak Senin Sore.
Dari data pihak Puskesmas Cihaurbeuti, sedikitnya 33 orang mengeluhkan gejala yang sama usai menyantap makanan di hajatan pernikahan yang berlangsung pada Minggu (18/12/2022) malam.
Salah seorang keluarga korban dugaan keracuanan makanan yang juga kerabat dari pengantin pria, Riki (30) warga Desa Pamokolan mengatakan, pada acara pernikahan tersebut hanya dihadiri oleh keluarga dari pengantin pria dan wanita.
Korban yang diduga keracunan makanan tersebut rata-rata mengalami gejala mual dan buang air besar (BAB) terus menerus sejak Senin pagi. “Jadi ini hajatan pernikahan Minggu (18/12/2022) malam, yang diundang juga hanya dua keluarga. Keluarga dari pengantin pria dan wanita," kata Riki, Senin (19/12/2022) malam.
Menurut Riki, dirinya tidak mengalami gejala karena memang pada saat hajatanan tidak semua tamu makan makanan yang dihidangkan termasuk dirinya.
"Yang saya tahu makanannya ada nasi, ayam dan mi bihun. Keluarga saya dari kerabat pengantin laki-laki juga dibawa ke puskesmas berbarengan sekitar setelah ashar. Kemudian baru dari keluarga dari perempuan dibawa juga ke puskesmas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, dr Yoyo, mengatakan, pasien yang datang ke Puskesmas Cihaurbeuti sebanyak 33 orang. Namun, 3 pasien diperbolehkan pulang dan menjalani perawatan di rumah karena hanya mengalami gejala ringan.
"Jumlah yang mengikuti kegiatan hajatan kurang lebih ada 45 orang. 6 orang yang mengonsumsi makanan tidak mengalami gejala. Sedangkan 6 orang lainnya tidak ikut makan,” kata Yoyo usai meninjau korban dugaan keracunan di Puskesmas Cihaurbeuti, Senin (19/12/2022) malam.
Menurut Yoyo, pihaknya terus memantau perkembangan kondisi kesehatan para korban keracuanan makanan yang dirawat di Puskesmas Cihaurbeuti dan puskesmas terdekat lainnya.
“Alhamdulillah, sementara itu kami pantau masih terkendali. Kita juga siapkan rujukan apabila ada yang perlu dirujuk ke rumah sakit,” ucapnya.
Ia menambahkan, pihaknya juga telah mengambil sampel makanan berupa nasi, mi bihun dan daging ayam untuk diperiksa di laboratorium.
“Untuk sampel makanan kami sudah kirimkan ke Labkesda Bandung,termasuk feses korban juga untuk diperiksa,” pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono