get app
inews
Aa Read Next : Gunung Berapi di Samudra Pasifik dan Afrika Bakal Meledak Hebat karena Gumpalan Batuan Bawah Tanah  

Berkaca ke Gunung Semeru, Early Warning System Gunung Api Harus Berfungsi 

Minggu, 05 Desember 2021 | 17:35 WIB
header img
Lulusan University Of Liverpool yang kini menjabat Kepala Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Garut, Yaman Suryaman. (Foto: iNewsTasikmalaya.id/Nanang Kuswara)

TASIKMALAYA, iNews.id – Pemerintah melalui intansi terkait diminta untuk memaksimalkan early warning system terhadap gejala alam yang sangat dimungkinkan terjadi, sehingga kedepan kejadian bencana yang sudah terprediksi bisa meminimalisir timbulnya korban jiwa. 

Kepala Pusat Pengurangan Risiko Bencana Universitas Garut Yaman Suryaman mengaku, sangat terpukul dan menyampaikan duka cita yang mendalam atas kejadian letusan Gunung Semeru di Jawa Timur yang menimbulkan korban jiwa hingga harta benda milik warganya. 

Namun, Lulusan University of Liverpool Inggris ini sedikit heran pada saat melihat berbagai tayangan baik video di media sosial hingga pemberitaan di televisi dimana kepanikan warga yang terjadi namun negara tidak hadir disana. 

“Tidak ada upaya evakuasi yang diprakarsai oleh pemerintah, sepertinya kejadian spontanitas yang tidak bisa diprediksi,” ungkap Yaman. 

Pasalnya, di setiap gunung berapi sudah tentu terdapat pos pemantau yang ditempatkan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) yang merupakan salah satu unit di lingkungan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.

“Saya menduga jika ada dua kemungkinan disini, pertama seismograf disana tidak berfungsi membaca getaran gempa yang semestinya. 

Atau informasi atas kemungkinan terjadinya kejadian ini dari hasil pembacaan seismograf itu tidak tersampaikan secara menyeluruh kepada masyarakat, sehingga mereka tidak sempat menyelamatkan diri,” kata Yaman. 

Atas persoalan ini, pemerintah diminta tegas dan lebih memaksimalkan early warning system atau deteksi dini terhadap kemungkinan terjadinya bencana terutama pada bencana letusan gunung berapi. 

Di Jawa Barat saja terdapat Gunung Galunggung, Gunung Guntur, Gunung Papandayan, Gunung Ciremai, Gunung Gede Pangrango, dan lainnya yang memiliki potensi bencana yang sama. 

“System informasi dari pos pantau harus dengan cepat disebarkan kepada masyarakat, kalau perlu dengan maraknya BTS di setiap wilayah kenapa tidak dibuatkan semacam system jumper pada radius 5 kilometer dengan peringatan bencana letusan gunung berapi di daerah tersebut terhadap handphone mereka. 

Saya yakin pemerintah bisa, karena jika tidak ada deteksi dini terhadap kejadian letusan bencana gunung berapi ini akan kembali menimbulkan korban jiwa,” ujar Yaman.

Kejadian seperti tsunami, letusan gunung api, banjir, ada early system warning yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Kalau bencana longsor, gempa bumi, memang sangat sulit terprediksi. 

Tambah Yaman yang menyelesaikan studynya pada bidang akuntabilitas pemerintah dalam menangani bencana.

Editor : Asep Juhariyono

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut