TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id - Tasikmalaya kaya akan kerajinan tangannya. Banyak kerajinan khas Tasikmalaya, di antaranya Payung Geulis, Kelom Geulis, bordir, dan kerajina lainnya yang bisa menghasilkan cuan.
Nah, kali ini iNewsTasikmalaya.id akan mengulas proses pembuatan kerajinan tangan berupa gagang dan sarung golok, katana, pedang, termasuk pisau dengan bahan yang lain dari pada umumnya serta memiliki beragam bentuk yang indah.
Mungkin kerajinan yang satu ini merupakan kerajinan yang dianggap masih langka di Tasikmalaya. Seperti yang dilakukan oleh warga Kampung Panyingkiran Dalem, Kelurahan Panyingkiran, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, di mana hampir setiap hari membuat berbagai jenis gagang sesuai dengan pesanan dari konsumen.
Keunikan dari kerajinan tangan yang dilakukan mereka adalah bahan gagang dan sarung (sarangka) itu rata-rata menggunakan dari bahan kayu yang kuat salah satunya bahan kayu jati.
Selain menggunakan bahan kayu yang berkualitas, para perajin pun memberikan polesan di gagang dan sarung itu dengan berbagai jenis ukiran yang menarik dan cantik.
Para perajin membedakan tampilan warna untuk gagang perkakas tersebut dengan menggunakan pewarna kayu yang bermacam-macam.
Selanjutnya gagang kayu yang diberi warna tersebut dibubuhi pengkilap khusus supaya tampilannya semakin menarik dan cukup ngejreng.
Hampir semua pengerjaan untuk pembuatan gagang perkakas tersebut dilakukan dengan cara manual sehingga hasil karya mereka terlihat sangat alami.
Keunikan lain dari hasil karya yang dilakukan para perajin tersebut bisa dijadikan benda yang bisa digunakan sehari-hari atau bisa disimpan sebagai penghias dinding.
Walaupun hasil karya mereka dianggap cukup menarik dan indah, tapi mereka membandrol harga pembuatan kerajinan itu cukup dengan harga yang terjangkau.
Meski hasil karya mereka dipandang dan dinilai cukup menarik dan murah, tetapi untuk para pemesan pembuat gagang tersebut masih dianggap belum maksimal karena tingkat informasi keberadaan mereka belum populer.
Mereka berharap apa yang diupayakannya bisa mendapatkan hasil cuan untuk menambah perekonomian mereka.
Bahkan mereka pun berharap pihak terkait bisa melirik dan membantu perkembangan usaha yang sedang mereka lakukan tersebut.
Seperti diungkapkan ketua kelompok pengrajin, Undang (40) pihaknya masih butuh pengembangan yang lebih luas agar apa yang sedang dilakukan bersama rekan-rekannya bisa menghasilkan cuan.
"Sekarang pembuatannya masih dianggap stagnan, karena pemesan pembuat gagang perkakas tersebut masih dianggap kurang," kata Undang, Minggu (11/9/2022).
Lanjut dia, pemesanan pembuatan kerajinan tersebut dianggap kurang maksimal bahkan para peraji tersebut tidak fokus dan lebih memilih sebagai bekerja serabutan.
Padahal menurut dia, menjadi seorang perajin penghias perkakas tersebut bisa mendatangkan dan menghasilkan uang untuk menambah bahkan memenuhi penghasilan rumah tangga mereka.
Diakui Undang, karya-karya yang dilakukan bersama rekannya itu masih belum disentuh oleh pihak terkait sehingga apa yang diupayakannya merupakan kreasi termasuk permodalan dari kelompoknya.
"Kami berharap pihak terkait bisa membantu beberapa fasilitas dan alat, agar pengembangan usaha perumahan ini bisa tepat guna," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono