TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Para petani di Kampung Tajakan Sawahlega, Desa Sukapura, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Tasikmalaya, terpaksa menanam palawija karena areal pesawahannya tak teraliri air.
Para petani dalam beberapa bulan terakhir ini beralih menanam dari padi ke palawija seperti cabai, talas dan pisang.
Hal tersebut dilakukan para petani agar perekonomian mereka tetap berjalan dan berusaha meningkatkan penghasilan dari bertani.
"Awalnya karena tidak adanya air yang mengalir dari aliran sungai ke pesawahan. Daripada ini tak terpakai, kita ubah jadi kebun dengan menana, cabai, talas dan pohon pisang," kata Herman (52) salah seorang petani di Desa Sukapura.
Dikatakan dia, selain karena kondisi lahan yang tidak teraliri air, alasan lain para petani kini bertanam palawija karena untungnya sangat menjanjikan. Seperti halnya harga cabai yang beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan, membuat para petani cabai untung.
Herman mulai menanam cabai ini sudah berjalan selama 5 bulan. Hasil panen mereka jual ke perusahaan yang berada di Jakarta.
"Ya karena menjanjikan juga sih, kalau kami jual cabai ini langsung ke perusahaan yang ada di Jakarta. Total keseluruhan kami sudah mengirim cabai sebanyak 2 ton 7 kwintal dari luas lahan setengah hektar. Kalau tanamam lain seperti talas dan pisang itu luasnya 3 hektar," kata dia.
Kondisi cuaca yang tidak menentu dan serangan hama dikeluhkan para petani. Akibatnya, hasil panen yang diperoleh menurun.
“Sudah beberapa minggu cuaca kan gak bagus, dan banyaknya hama yang menyerang juga membuat tanaman tumbuhnya kurang bagus, jadi kami mengalami penururan hasil panen,” ucapnya.
Herman berharap ada solusi dari pemerintah untuk mengantisipasi serangan hama pada tanaman cabai sehingga hasil panen bisa melimpah.
Editor : Asep Juhariyono