Pilpres Prancis: Capres Anti Jilbab Keok dari Petahana Emmanuel Macron

Anton Suhartono
Emmanuel Macron terpilih lagi jadi Presiden Prancis. (Foto: Reuters)

Satu kandidat kuat lain, Jean Luc Melenchon, tersingkir pada putaran pertama dan tampaknya Macron mendapat untung dari limpahan suara kandidat yang didukung sebagian umat Islam itu. 

Pada satu kesempatan Melenchon meminta kepada para pendukungnya untuk mengalihkan suara kepada Macron, sebaliknya melarang seorang pun pemilih untuk mendukung Le Pen. 

Macron lolos dari kutukan 'hukuman pilpres' terhadap kandidat presiden yang menyebabkan Valery Giscard d'Estaing kalah pada 1981 serta Nicolas Sarkozy pada 2012. Francois Hollande juga memutuskan tidak mencalonkan diri untuk periode keduanya pada 2017 karena khawatir dengan kutukan ini.  

Kemenangan itu tampaknya buah dari strateginya pada 2017 di mana dia menempatkan diri sebagai sosok 'progresif' liberal pro-Eropa melawan kelompok sayap kanan dan kiri 'populis nasionalis' yang mendukung Le Pen.  

Dalam 5 tahun terakhir, pernyataan dan aksi Macron berusaha untuk mengonsolidasikan bipolarisasi yang berkontribusi membawa kemenangan dalam putaran kedua pilpres 2017. 

Editor : Sazili MustofaEditor Jakarta

Sebelumnya

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network