Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Tasikmalaya, H Ucu Anwar menyebut, terdapat 104 titik kejadian bencana dengan lebih dari 200 rumah terdampak. Selain hujan lebat dan angin kencang, dijelaskan Ucu, wilayah Tasikmalata juga mengalami fenomena hujan es.
"Fenomena hujan es adalah hal yang biasa dalam cuaca ekstrem. Ini juga menunjukkan bahwa masyarakat harus semakin waspada terhadap perubahan iklim yang terjadi," ucap Ucu.
BMKG, diungkapkan Ucu, telah mengisyarakatkan bahwa beberapa wilayah akan mengalam cuaca ekstrem termasuk hujan es. Bahkan, Kota Tasikmalaya sendiri, telah berstatus siaga darurat hidrometeorologi sejak awal 2024 hingga Mei 2025.
Namun, Ucu menambahkan, intensitas bencana yang meningkat menyebabkan statusnta mini berubag menjadi tanggap darurat. Dengan status tanggap darurat yang berlaku, pemerintah daeray akan terus melakukan pemantaun dan upaya penanggulangan bencana guna memastikan keselamatan masyarakat Kota Tasikmalaya.
"Namun, dengan terjadinya bencana yang cukup masif akibat hujan ekstrem dan angin kencang di berbagai titik, termasuk di Purbaratu, Cibeureum dan Tamansari, saya kira ini sudag masuk status tanggap darurat," jelasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait