Disingung 100 hari kerja yang akan menjadi prioritasnya, Diky menjelaskan, pihaknya akan terlebih dahulu menunggu kepulangan wali kota Tasikmalaya Viman dari Magelang, Jawa Tengah, yang saat ini sedang mengikuti retret.
"Jadi kecil kemungkinan pemimpin akan membuat program 100 hari berkaitan RAPBD yang sudah dirancang sebelumnya, tapi kan ada Permendagri yang sudah dibantu oleh teman-teman di masa transisi yang telah disiapkan," ujarnya.
"Apa bentuknya nanti menunggu pak wali dan sudah disiapkan oleh pak sekda, dan itu sudah disiapkan, dirancang ini salah satunya saya mencoba membantu ikut merancang untuk kerja 100 hari," sambungnya.
Kendati demikian, Diky menyebut, semua sektor dinilai sangat urgent, sehingga harus segera dibenahi, salah satunya kenakalan remaja geng motor, Pasar Cikurubuk dan stunting.
"Semua sebetulnya ada lah persoalan yang harus diselesaikan, dan skala prioritas pun harus diliat dari kemampuan anggaran, dan waktu juga hal lainnya. Mudah-mudahan segal sesuatunya bisa dijalankan seiring waktunya," tegasnya.
Soal kendaraan dinas, Diky mengungkapkan, tak mempermasalahkan mobil yang akan dipakainya nanti. Saat ini, ia hanya mengikuti alur tanpa memikirkan fasilitas yang mewah. Bahkan, pada hari pertamanya, Diky masih menggunakan mobil pinjaman.
"Saya dengan pak wali tidak terlalu dipusingkan mengenai fasilitas kita jalani semuanya, intinya kita mengabdi ke masyarakat untuk kepentingannya. Saya masih pakai mobil pinjaman dan ini gak masalah," tandasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait