Warga Tasikmalaya Jadi Korban Penipuan Berkedok Program MBG

Kristian
Warga Tasikmalaya Jadi Korban Penipuan Berkedok Program MBG. Foto: iNewsTasikmalaya.id/Kristian

TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Sejumlah warga di Kota Tasikmalaya menjadi korban dugaan penipuan dengan modus pencatutan program Makan Bergizi Gratis (MBG). 

Oknum yang mengatasnamakan paguyuban tertentu menjanjikan kesempatan menjadi supplier program MBG, dengan syarat menyetorkan sejumlah uang untuk mendapatkan sertifikat halal.  

Salah satu korban, Moena Rosliana (35), warga Kecamatan Bungursari, mengaku awalnya mendapat informasi mengenai program MBG dari teman-temannya. 

Ia bersama beberapa calon supplier lainnya kemudian menghadiri sosialisasi di Cilembang, di mana mereka diminta membayar sertifikat halal agar dapat bergabung dalam program tersebut. 

"Sejak awal saya sudah merasa ada yang janggal. Oknum yang mengatasnamakan paguyuban ini tidak menjelaskan identitas organisasi dengan jelas. Tapi saat kami bertanya soal biaya sertifikat halal, mereka langsung meminta kami membayar sekitar Rp8,5 juta di tempat," ungkap Moena, Kamis (30/1/2025).

Karena tergiur dengan peluang usaha yang dijanjikan, Moena pun menyetorkan uang dan bahkan membangun dua dapur bersama ibunya untuk memenuhi syarat sebagai supplier MBG.

Namun, kejanggalan semakin terasa ketika di pertengahan Desember 2024, Moena dan peserta lainnya kembali dimintai uang sebesar Rp 2,2 juta untuk mengikuti bimbingan teknis (bimtek).  

"Kami disuruh bayar dulu sebelum bimtek berjalan, tapi sampai sekarang bimteknya tidak pernah terlaksana. Semua hanya alasan," keluhnya.  

Mulai merasa tertipu, Moena berusaha mencari informasi lebih lanjut mengenai paguyuban tersebut. 

Ia bahkan berkoordinasi dengan Kodim dan SPPG, yang akhirnya mengonfirmasi bahwa skema ini adalah bentuk penipuan.

Tak hanya kehilangan uang pendaftaran, Moena juga mengalami kerugian besar karena telah membangun dua dapur lengkap sesuai standar yang disyaratkan.  

"Awalnya ini kebon, lalu saya bangun dapur dan kantor dengan modal yang sebenarnya tidak ada, tapi tetap saya usahakan," katanya.  

Dari pembangunan dapur dan pembelian perlengkapan, Moena mengaku sudah menghabiskan dana sekitar Rp 300 juta.

Jika ditotal dengan akomodasi dan biaya lainnya, kerugiannya mencapai Rp800 juta.  

Saat dirinya dan korban lain mencoba menghubungi oknum yang mengaku dari paguyuban tersebut, mereka justru diblokir dan dilarang berkomentar di grup.  

"Dua minggu terakhir ini, oknum tersebut tidak bisa dihubungi. Grup WhatsApp yang dibuat juga sudah dibatasi, tidak ada yang bisa berkomentar. Ini jelas penipuan," pungkasnya.  

Dengan adanya kejadian ini, warga diimbau untuk lebih berhati-hati terhadap modus penipuan serupa, terutama yang mengatasnamakan program sosial atau pemerintah.

 

 

Editor : Asep Juhariyono

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network