Hal ini menempatkan UPTD BLK Kota Banjar sebagai salah satu pusat pelatihan kerja yang berhasil mendukung 60,15 persen peserta dalam mencapai kemandirian ekonomi.
"Kami sangat bangga dengan pencapaian ini. Tujuan kami tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga memastikan peserta mampu bersaing di dunia kerja," jelas Doni.
Meski meraih sukses besar di tahun ini, tantangan baru muncul dengan adanya rencana pengurangan 43 persen paket pelatihan kerja berbasis APBN untuk tahun 2025.
Kebijakan ini merujuk pada arahan Kementerian Ketenagakerjaan RI, yang menyesuaikan program dengan lima sektor prioritas, yakni hilirisasi energi, pariwisata, pertanian, kesehatan, dan teknologi informasi (TIK).
Doni memastikan, meskipun alokasi paket pelatihan berkurang, BLK Kota Banjar akan tetap fokus pada pelatihan berbasis kompetensi yang relevan dengan kebutuhan pasar.
"Walaupun paket berkurang, kami tetap berkomitmen untuk memberikan pelatihan berkualitas yang sesuai dengan arah pembangunan nasional dan kebutuhan tenaga kerja lokal," tegasnya.
Keberhasilan UPTD BLK Kota Banjar dalam memberdayakan masyarakat menjadi bukti nyata pentingnya pelatihan berbasis kompetensi.
Dengan tetap mempertahankan kualitas pelatihan, BLK optimistis dapat terus mencetak sumber daya manusia yang siap bersaing di berbagai sektor, meskipun menghadapi tantangan alokasi di tahun mendatang.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait