Pengunjung bisa menikmati penampilan seni, diskusi interaktif, dan pelatihan singkat mengenai berbagai keterampilan.
Acara siang hingga malam hari, seperti lomba mewarnai dan melukis layang-layang, akan menambah daya tarik lokasi ini.
“Kami ingin mendukung kreativitas dengan memberikan ruang bagi seniman dan pengamen. Selain itu, juga akan ada diskusi, pelatihan keterampilan, serta hiburan malam dan kegiatan edukatif di siang hari,” ucap.
Para pedagang kini dapat berjualan setiap hari di Dadaha Sagala Aya. Meskipun masih dalam tahap awal, Forkopdatas sedang berupaya mengajak lebih banyak pedagang untuk bergabung dan menarik pengunjung dengan acara-acara menarik.
"Kami akan mengadakan berbagai kegiatan agar pengunjung datang dan dagangan pedagang laku. Kalau pengunjung ramai, pedagang lain akan tertarik bergabung,” jelasnya.
Ia juga menyoroti bahwa sebelumnya para pedagang terbatas hanya berjualan di trotoar depan Alun-Alun Dadaha pada hari Jumat hingga Minggu, yang sering kali menimbulkan konflik dengan petugas Satpol PP.
Dengan adanya Dadaha Sagala Aya, Acun berharap para pedagang mendapatkan tempat yang tetap dan aman.
“Inisiatif ini muncul setelah konflik dengan Satpol PP. Kami ingin pedagang memiliki tempat yang pasti tanpa ancaman penggusuran. Harapannya, siapa pun wali kota berikutnya, lapak ini tetap menjadi tempat berjualan yang aman bagi kami,” tutupnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait