TASIKMALAYA, iNewsTasikmalaya.id – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tasikmalaya terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan melakukan perbaikan dan pembangunan fasilitas di berbagai sekolah.
Data dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya mencatat terdapat 1.061 gedung SD dan 305 gedung SMP yang tersebar di wilayah tersebut.
Langkah konkret yang diambil Pemkab Tasikmalaya adalah dengan melakukan renovasi dan pembangunan 1.085 ruangan di sekolah-sekolah dasar dan menengah.
Mayoritas dari perbaikan ini dilakukan pada ruang kelas, dengan total 610 ruang kelas di SD dan SMP yang direnovasi.
Selain itu, ruang guru, perpustakaan, UKS, dan laboratorium juga mendapat perhatian untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif.
Kepala Bidang SMP Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Jani Maulana, mengatakan bahwa perbaikan ini merupakan bagian dari visi pemerintah daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan.
"Dengan perbaikan fasilitas, kami berharap proses belajar mengajar bisa berlangsung lebih efektif, dan siswa maupun guru dapat merasa nyaman dalam menjalankan aktivitas pendidikan sehari-hari," kata Jani.
Pemkab Tasikmalaya juga mengalokasikan anggaran yang signifikan untuk perbaikan infrastruktur pendidikan. Renovasi gedung-gedung sekolah, termasuk penambahan ruang kelas baru di beberapa SD dan SMP, dilakukan untuk mengakomodasi meningkatnya jumlah siswa.
Selain itu, fasilitas pendukung seperti laboratorium komputer, perpustakaan, serta sanitasi juga terus ditingkatkan.
Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tasikmalaya, Ahmad Solihin, menambahkan bahwa alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk pendidikan di Tasikmalaya terus mengalami peningkatan setiap tahunnya, yang menunjukkan tingginya komitmen pemerintah dalam sektor ini.
Pada 2022, Kabupaten Tasikmalaya menerima bantuan sekitar Rp 20 miliar, meningkat menjadi Rp25 miliar pada 2023, dan mencapai Rp60 miliar pada 2024.
"Peningkatan anggaran ini sangat penting untuk mendukung pengadaan sarana prasarana seperti mebel sekolah. Pada 2023, terdapat 1.976 paket mebel yang disalurkan, dan jumlah ini naik menjadi 2.625 paket pada 2024," kata Ahmad.
Namun demikian, Ahmad juga mengakui bahwa masih ada banyak sekolah yang belum tersentuh perbaikan akibat keterbatasan anggaran.
Proses renovasi dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan keuangan pemerintah daerah, sambil terus mengupayakan perbaikan di sekolah-sekolah yang rusak.
"Perbaikan sekolah dilakukan bertahap karena anggaran terbatas, tetapi kami berkomitmen untuk terus memperbaiki sekolah yang memerlukan perhatian," tutupnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait