KPU Jawa Barat, kata Ummi, tidak hanya bekerja sendiri, tetapi juga melibatkan KPU di 27 kabupaten dan kota, serta mengubah pendekatan agar pemilih muda tidak hanya menjadi objek sosialisasi, tetapi juga subjek aktif yang terlibat dalam proses tersebut.
“Kami mengajak mereka untuk ikut serta secara langsung, bukan hanya menjadi penerima informasi, tetapi juga sebagai bagian dari kampanye untuk meningkatkan partisipasi politik,” ungkapnya.
Untuk mengakomodasi karakteristik pemilih milenial yang lebih tertarik pada teknologi, KPU Jawa Barat juga telah melakukan berbagai inovasi.
"Selain metode konvensional seperti tatap muka, kami juga memanfaatkan platform digital seperti podcast untuk menyampaikan informasi secara lebih menarik dan interaktif kepada pemilih muda," tambah Ummi.
Dalam kesempatan tersebut, Ummi juga memuji Kota Tasikmalaya yang berhasil mencapai tingkat partisipasi tertinggi pada pemilu sebelumnya. Ia berharap tren positif ini dapat dipertahankan dan bahkan ditingkatkan dalam Pilkada serentak 2024.
"Partisipasi pemilu di Tasikmalaya meningkat 3 persen pada pemilu sebelumnya, dari 79 persen menjadi 82 persen. Kami menargetkan peningkatan partisipasi minimal 3 persen lagi pada Pilgub mendatang," tandasnya.
Kegiatan sosialisasi ini diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan partisipasi pemilih, tetapi juga memperkuat kesadaran politik di kalangan generasi muda, sehingga mereka dapat berperan aktif dalam proses demokrasi yang lebih baik.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait