BANJAR, iNewsTasikmalaya.id – Dalam kurun waktu 21 tahun sejak berdirinya Kota Banjar, Jawa Barat, pembangunan yang dilakukan dianggap tidak memberikan dampak signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.
Kritik ini disampaikan oleh pasangan Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjar, Bambang Hidayah dan Dani Danial Muhklis, setelah mereka resmi mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Banjar pada 29 Agustus 2024 lalu.
"Memang, kita tidak bisa memungkiri bahwa infrastruktur di Kota Banjar sudah cukup baik. Gedung-gedung dan jalan-jalan yang ada sudah bagus. Namun, di sisi lain, kesejahteraan masyarakat Banjar masih perlu diperhatikan," ungkap Bambang Hidayah dalam konferensi pers usai pendaftaran.
Bambang menyoroti rendahnya Upah Minimum Regional (UMR) Kota Banjar yang berada di posisi paling bawah di antara kota-kota lain di Jawa Barat.
"Kami berkomitmen untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan menarik lebih banyak investor agar UMR di Banjar bisa lebih baik," lanjutnya.
Visi Kepemimpinan yang Inklusif
Dani Danial Muhklis, calon wakil wali kota, menjelaskan bahwa mereka mengusung jargon Badami, yang memiliki makna mendalam tentang kepemimpinan inklusif.
"Kita ingin membangun Banjar melalui kolaborasi dan kebersamaan. Badami berarti bermusyawarah, dan kami berharap semangat ini bisa membantu kami meraih kemenangan dalam pemilihan nanti," ujarnya.
Dalam pembahasan visi dan misinya, pasangan Badami berharap Kota Banjar bisa menjadi kota yang mandiri, tangguh, dan berkembang di masa mendatang.
"Prioritas kami adalah menuntaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan warga Banjar," tambah Danial.
Pemanfaatan Aset yang Belum Optimal
Danial juga mengkritik pengelolaan aset-aset di Kota Banjar yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Menurutnya, banyak aset yang dibangun namun tidak menghasilkan keuntungan bagi daerah.
"Ini menjadi tantangan besar bagi kami. Kami akan berupaya keras memanfaatkan jaringan yang kami miliki untuk menarik investor ke Banjar, sehingga infrastruktur bisa lebih baik dan masyarakat memiliki kebanggaan terhadap kota ini," tegasnya.
Krisis Kebanggaan dan Ciri Khas Kota Banjar
Danial juga menyoroti kurangnya ciri khas atau ikon yang dapat dibanggakan dari Kota Banjar. Selama 21 tahun berpisah dari Kabupaten Ciamis, Banjar belum memiliki sesuatu yang monumental yang bisa diidentifikasi oleh warganya sendiri maupun oleh orang luar.
"Ke depan, kami bercita-cita untuk membangun sesuatu yang bisa menjadi kebanggaan Kota Banjar. Kalau kita lihat, Garut dikenal dengan dodolnya, Sumedang dengan tahu, tetapi Banjar belum memiliki ikon seperti itu," jelasnya.
Mengoptimalkan Potensi Sungai Citanduy
Selain itu, Danial juga berbicara tentang pentingnya memberdayakan Sungai Citanduy yang memiliki potensi besar bagi Kota Banjar.
"Pak Wali Kota saat ini sudah memiliki konsep untuk memberdayakan Citanduy, dan kami berharap bisa melanjutkan konsep tersebut. Salah satunya adalah dengan menciptakan Water Way, yang tidak hanya menjadikan Banjar sebagai kota transit, tetapi juga sebagai kota tujuan," ungkapnya.
Pendidikan dan Pemberian Beasiswa
Dalam bidang pendidikan, Danial menegaskan bahwa mereka memiliki prioritas untuk memberikan beasiswa kepada anak-anak berprestasi di Kota Banjar.
"Kami ingin mereka kembali dan bersama-sama membangun Banjar di masa depan," tuturnya.
"Intinya, melalui 'Badami', kami ingin menciptakan kepemimpinan yang inklusif, melibatkan semua elemen masyarakat, sehingga pembangunan Banjar dapat dilakukan dengan lebih mudah dan ringan," pungkas Danial.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait