Namun, Andang mengingatkan risiko penggunaan jasa keuangan informal yang sering menimbulkan masalah, meskipun aksesnya cepat dan mudah. Ia berharap rapat ini dapat menghasilkan kebijakan yang mempermudah akses keuangan bagi masyarakat.
"Kami berupaya menggali potensi ekonomi daerah melalui layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kemampuan masyarakat," jelasnya.
Kepala OJK Tasikmalaya, Melati Usman, yang turut hadir dalam rapat tersebut, menyoroti pentingnya inklusi keuangan dalam mendukung stabilitas ekonomi dan mengurangi risiko perubahan iklim.
"Banyak studi global menunjukkan inklusi keuangan berkontribusi langsung terhadap stabilitas keuangan, dan kami berharap ini juga berdampak positif terhadap perubahan iklim," ujarnya.
Melati menambahkan bahwa suhu bumi yang terus meningkat menjadi isu global yang harus segera ditangani. "Data menunjukkan suhu meningkat 1 derajat setiap tahunnya. Tanpa kebijakan yang segera diambil, dampaknya bisa seperti yang terjadi di India," jelasnya.
Melati juga menekankan pentingnya mengajarkan anak-anak untuk menabung sejak dini, mengingat banyaknya sekolah dasar dan menengah di Kabupaten Ciamis.
"Dengan membuka akses simpanan bagi pelajar, diharapkan mereka terbiasa mengelola keuangan sendiri sejak kecil," paparnya.
Dalam konteks UMKM, Melati menyebutkan bahwa TPKAD bekerja sama dengan Pemkab Ciamis, Bank Indonesia, dan perbankan untuk mempermudah akses modal usaha.
"Meskipun realisasi program TPKAD baru mencapai dua dari lima yang direncanakan, kami optimis potensi pertumbuhan ekonomi di Ciamis sangat tinggi," ungkapnya.
Melati berharap program TPKAD tahun 2024 dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat. "Kami ingin UMKM naik kelas melalui penanaman modal tambahan yang dapat memutar perekonomian daerah," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait