Endang menegaskan, komitmen KONI Ciamis untuk terus mengembangkan kejuaraan ini sebagai bagian dari persiapan menuju Porprov 2026 di Bogor dan PON 2025.
"Kami akan membentuk tim petanque Ciamis yang kompetitif untuk menghadapi ajang tersebut," jelasnya.
Dr. H. Tatang, yang mewakili tokoh olahraga Ciamis, H. Herdiat Sunarya, juga turut mengapresiasi masyarakat Desa Panyingkiran atas suksesnya turnamen ini.
Ia berharap desa ini tidak hanya dikenal sebagai desa wisata, tetapi juga sebagai Kampung Angklung yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.
"Desa Panyingkiran memiliki 87 industri angklung yang luar biasa. Ini harus mendapat perhatian serius dari pemerintah," ujar Tatang.
Tatang menambahkan, bahwa Kampung Angklung Mandiri harus mampu mempromosikan angklung sebagai identitas budaya Kabupaten Ciamis.
"Ciamis seharusnya dikenal sebagai Kabupaten Angklung, dengan ikon angklung menyambut setiap orang yang memasuki wilayah ini," tambahnya.
Ketua Yayasan Kampung Angklung Mandiri, Asep Suhara, mengungkapkan, Kampung Angklung memiliki potensi besar untuk dikembangkan dari berbagai aspek, termasuk dalam hal ekonomi kreatif.
"Melalui Kampung Angklung, kita bisa memberdayakan masyarakat yang masih menganggur," kata Asep.
Saat ini, terdapat 87 pengrajin angklung yang aktif di desa tersebut. Meski pemasaran di dunia pendidikan masih berjalan lancar, sektor pariwisata masih membutuhkan dorongan, terutama pasca-pandemi Covid-19.
"Kami berharap Kampung Angklung dapat terus dikembangkan dengan membangun sanggar yang representatif untuk mempromosikan seni dan budaya lokal," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait
