Wahyudi menambahkan, bahwa hal ini memerlukan banyak upaya, mulai dari kebijakan pengasuh, perubahan perilaku sosial santri untuk menunaikan tanggung jawab mereka, hingga pemilahan sampah sejak awal, dan adanya entitas ekonomi yang mencukupi termasuk peralatan dan tempat yang memadai.
Sementara itu, panitia Pesantren Cipasung, Diwan Masnawi, berharap pesantren bisa menjadi agen besar yang berpengaruh dalam pengelolaan sampah dengan baik, mengingat kondisi sampah yang sangat darurat dan meresahkan.
"Setiap hari timbunan sampah semakin meningkat, sedangkan konsumsi kita juga meningkat. Dengan kegiatan ini, kita berusaha menyebarluaskan pengetahuan ke pesantren-pesantren di sekitar Tasikmalaya," kata Diwan.
Diwan berharap dengan seminar ini, santri dapat mengelola sampah dengan baik sehingga permasalahan sampah dapat diselesaikan di pesantren tanpa harus ke TPS.
"Santri diharapkan bisa menjadi penggerak dalam penanggulangan sampah dengan berbagai macam bentuk pengelolaan, pemilahan, dan pemanfaatan sampah. Semoga santri menjadi agen utama dalam perubahan penanggulangan sampah di masyarakat," pungkasnya.
Editor : Asep Juhariyono
Artikel Terkait